The Power of Rio and the Psycosoul of Gabriel, Arif (story buat 13 tahun ke atas)
[Re-Post dedicated to RiFy Maniacs]
[Re-Post dedicated to RiFy Maniacs]
Title = the power of Rio and the psycosoul of Gabriel , Arif
Genre = action , -sadis-
Word = 9.410
Characters = 50.889
Characters with space = 60.582
Paraghraps = 15
Summary = anak baru di kelas Rio sungguh mencurigakan semenjak kedatangannya 2 anak perempuan ditemukan meninggal dunia.. mind to read it?
~mulaiiiii~
Sinar matahari pagi menyeruak melewati jendela kamar Rio cerah ceria, sungguh berbanding terbalik dengan suasana hatinya sekarang. Dengan sekuat tenaga Rio mencoba untuk mulai bangkit dari tempat tidur, berusaha sepenuhnya mengumpulkan seluruh nyawanya,
15 menit berlalu Rio masih saja duduk di pinggir kasurnya, setelah ia merasa cukup, Rio mulai beranjak meninggalkan satu satunya surga di rumahnya, menuju ke dapur..
Begitu sampai di dapur Rio melihat adiknya Acha sedang menyantap sarapannya, dan sudah siap lengkap untuk berangkat ke sekolah, tanpa menghiraukan keberadaan Acha, Rio beranjak dari dapur namun tiba tiba suaranya menghentikan langkah Rio
“mas ga sarapan?” tanya nya
Rio Cuma menggeleng pelan lalu meninggalkannya
ia lalu meninggalkan sarapannya dan membuntuti Rio menuju ke ruang keluarga atau lebih tepat di sebut ruang penyiksaan, ingatan Rio berputar kembali akan kejadian yang 5 tahun yang lalu menimpa keluarga Rio...
--FBS--
“nadia ! Kau bermain di belakangku kan!” bentak pria itu
“jika iya kenapa? Ada masalah? Toh bukannya kamu juga selingkuh dengan istrinya? ” bentak wanita yang bernama nadia itu melawan
Pria tadi terdiam diam tanpa kata.. sesungguhnya apa yang dikatakan wanita itu benar adanya.. itu terjadi karna di khilaf.. ia khilaf melihat istrinya bersama orang lain yang ternyata adalah saudarnya sendiri
BRAKK
pintu dibuka dengan kasar oleh seseorang
“NADIA! Apa yang telah kau lakukan pada istriku HAH?” bentak pria yang baru datang itu sambil menggeret seorang wanita, yang tampaknya telah tak bernyawa (ebuseeeeeet main geret)
“a..aku...a..ku cemburu..” lirih nadia
“cemburu?” tanya kedua pria itu
“sejak dulu aku mencintai kamu doddy.. bukan donny.. sejak dulu aku terus mencintaimu hingga sekarang..”lirih nadia
Kedua pria yang bernama donny dan doddy itu diam terpaku
“JADI! SELAMA INI KAMU TIDAK MENCINTAIKU????” bentak donny
Nadia mengangguk perlahan.. doddy menatapnya iba, ‘secinta itukah ia padaku?’ Batin doddy
PRANGG sebuah vas kaca besar melayang ke kepala doddy.. pecah...
“DONNY! APA YANG KAU LAKUKAN?” bentak nadia lalu menghampiri tubuh doddy yang sudah tak berdaya tanpa nyawa..
“PERGI LAH KAU KE NERAKA BERSAMANYA!!!! HYAAAAAAAAA” (hahaha hyaaaa :P *maaf gangguan sinyal :p*)
PRAAANG
Vas kaca kedua telah mendarat tepat di kepala nadia...
Rio kecil menutup matanya.. ia tak menyangka ayahnya mampu melakukan hal itu..entah setan apa yang merasuki tubuh ayahnya itu, ia membunuh kembarannya bahkan istrinya sendiri, lalu sekarang ia berlari menuju ke tangga, lalu menjatuhkan dirinya dari lantai atas, lalu tubuhnya tertusuk panahan yang tertancap tepat dijantungnya..
Semua itu terekam jelas di otak Rio kecil..
Ke esokkan harinya ia menjadi incaran para media, namun ia hanya diam seribu bahasa melihat para wartawan itu datang menghampirinya
Berita kematian dua pengusaha terkenal itu menyeruak ke seluruh media musantara
Di Salah satu media cetak tertulis tepat di headlinenya
“ DUA PENGUSAHA TERNAMA INDONESIA MENINGGAL DALAM KEADAAN TAK WAJAR BERSAMA ISTRINYA DI DALAM SEBUAH RUMAH”
+tidak ada saksi mata dalam kejadian tersebut+
Setelah pemberitaan itu mereda, kembali muncul pertanyaan seputar pewaris perusahaan mereka berdua, pasalnya mereka tidak memiliki satupun kerabat lagi, hanya ada Rio, Acha, dan satu lagi anak dari doddy yang tidak di ketahui keberadaannya.. namun akhirnya hak waris dijatuhkan pada Rio seluruhnya, namun sebelum Rio berusia 21 tahun yang memegang kuasa itu adalah Arif.. saudara jauh ayah Rio
-FBE-
Rio tersadar dari lamunannya ketika sebuah tangan dingin menyentuh keningnya “eh mas Rio, badannya panas.. kita ke dokter ya.. mas Rio ga usah sekolah..” kata Acha
Rio menggeleng pelan..
“ga usah cha lagian kayaknya di sekolah ada ulangan.. oh iya kamu pergi duluan aja ya..jangan lewat jalan svengali.. lewat jalan bicycle aja.. mas ga mau kamu kenapa kenapa, bilang sama Cakka atau Deva kakak baru masuk jam ke dua..” kata Rio lemas
“hmm yaudah deh.. Acha berangkat dulu ya kak..” kata Acha, Acha memang paling ga bisa melawan apa kata kakaknya.. karna di tau kakaknya memang bisa melihat masa depan.. terbukti.. mereka berdua selalu terhalang bencana, atau musibah, dan ia juga sangat menyayangi kakaknya, karna Rio adalah satu satunya keluarga bginya
Rio sendiri sebetulnya adalah anak yang ceria, namun semenjak kejadian 5 tahun yang lalu, ia berubah menjadi anak pendiam, dingin, suram, ia juga tiba tiba mendapatkan kekuatan untuk dapat melihat masa depan, dan melihat masa lalu, dan biasanya jika kemampuannya itu dipaksakan itu akan mengganggu kondisi fisiknya.
Jam menujukkan pukul 8 pagi Rio memutuskan untuk bersiap lalu berangkat ke sekolah
Pukul 9 tepat Rio sampai di gerbang sekolah, ia masuk begitu saja. Loh? Ha iya saya lupa memberi tau bahwa ayah Rio dan kembarannya juga adalah pemilik sekolah yang sekarang Rio pijaki ini,
Rio mulai menyusuri koridor sekolahnya.. ia tau jam segini seharusnya ia berada di ruang lab fisika 2, tapi ia lebih memilih untuk masuk ke kelas permanentnya kelas XI-IPA-1
Rio memangkirkan tasnya di kursi paling belakang di dekat jendela, lalu ia meniduri (e buseeeeet ga enak banget dengernya..) tasnya
45 menit berlalu, anak anak IX-IPA-1 memasuki ruang kelas permanennya
Cakka dan Deva langsung menghampiri Rio yang baru keliatan batang idungnya
“eh lo kemana? Kata Acha lo sakit?” tanya Deva
“gue fine kok.. Cuma kecapek-an aja.... gue rasa..” kata Rio sambil memasang headsetnya
Tiba tiba bu Winda selaku kepala sekolah memasuki ruang kelas permanen IX-IPA-1, ia membawa seseorang
Sekelas memandang ibu Winda dengan tampang cengo
Wajar.. karna tak biasanya kelas permanen di datangi guru.. secara.. kelas tersebut hanyalah kelas transit anak anak.. tempat istirahat.. juga jika ada jam pelajaran kosong,
“em anak anak, ibu membawa murid baru..” kata bu Winda
“nama gue Gabriel celloyo leonardo” kata Gabriel singkat BANGET dengan tampang SUPER MADESU, tapi tentu itu tidak membuat anak anak cewek yang super centil nan ganjen itu diam mereka justru makin tersepona oleh gaya Gabriel yang mereka anggap cool.. belum lagi sinar mata Gabriel yang mereka rasa sangat keren.., merah.. semerah darah murni,
ia lalu tersenyum menyeringai.. menampakan deretan gigi yang tersusun rapih dan sepasang taring.. taring? Yah.. taring yang sangat tidak normal untuk ukuran manusia biasa, hanya saja.. tak ada satu orang pun yang menyadari hal itu.. bahkan para anak laki laki yang ada di kelas itu hanya memandang Gabriel seolah ia adalah superstar impian mereka, mereka hanya tersepona akan ketampanan makhluk tuhan (mungkin?) yang berada di hadapan mereka,
hanya Cakka dan Deva yang memandang Gabriel aneh.. “deja vu..” itulah yang mereka rasakan sekarang,
“sudah Gabriel ?” tanya ibu Winda
Gabriel mengangguk
“hmm.. kamu duduk di samping Rio ya..”kata bu Winda lalu menujukan tempat duduk Rio
Gabriel mengangguk lalu menghampiri Rio
“kok namanya kayak familiar ya?” batin Rio
“sabodo teuing lah..” Rio lalu melanjutkan aktivitasnya yang tadi terhenti.. –listening the music-
Gabriel menduduki tempat di samping Rio, ia menyodorkan tangannya tetap dengan tampang MADESU
“Gabriel..”
“Rio..’ jawab Rio lalu menyambut tangan Gabriel juga dengan tampang yang biasa ia keluarkan MADESU
Cakka dan Deva berpikir keras, lalu mereka saling berpandangan.. “RIO!!” teriak mereka tiba tiba
“eh?” Rio yang merasa di panggil hanya menatap mereka bingung... sedangkan Gabriel masih dengan tampang madesunya
Cakka Deva diam, Cakka berbisik sesuatu kepada Deva, lalu mereka menatap Rio dan Gabriel bergantian
Rio dan Deva hanya –ber-NGIIIK-ria-
“ebuseeeet udah cukup ngeliat tampang Rio yang always pasang tampang MADESU.. eh ada anak ini pula sama..” batin Cakka
“eh Cakk.. ga usah ngatain gue deh.. gue gorok juge lu..” kata Rio
Cakka bergidik ngeri dia lupa temannya itu bisa membaca pikiran
Gabriel tertawa cekikikan yang sebenarnya lebih tepat sebagai seringai yang mengerikan lalu berkata “ kamu mentalist ya?” tanya Gabriel
“heh? Apa itu??” tanya Rio
“orang yang bisa baca pikiran... liat masa depan.. masa lalu.. punya ingatan fotografis..” tanya Gabriel
“iya.. gitu deh.. mungkin” kata Rio cuek
“kita sama..” kata Gabriel tersenyum.. senyum aneh yang menurut Deva lebih tepat di gunakan oleh seorang cewek dan bukan cowok
“HAH?” Cakka dan Deva kaget
“ebuseeet! Kuping gue bukan toa!” kata Rio
“maaf hehehe” Cakka dan Deva cengengesan
TEEET TEEEET TEEEEET
“eh yel. ikut kantin yuk..” ajak Deva
“boleh..” jawab Gabriel masih dengan senyum menyeringai bak vampir haus darah yang langsung membuat Deva bergidik
“lo yo?” tanya Cakka setelah kembali bisa menguasai dirinya yang tadinya takut melihat tampang Gabriel yang menurutnya “like a vampire?”
“ntar gue nyusul.. gue mau ke tualet dulu” kata Rio beranjak dari singgah sana nya
Cakka bergidik ngeri dia lupa temannya itu bisa membaca pikiran
Gabriel tertawa cekikikan yang sebenarnya lebih tepat sebagai seringai yang mengerikan lalu berkata “ kamu mentalist ya?” tanya Gabriel
“heh? Apa itu??” tanya Rio
“orang yang bisa baca pikiran... liat masa depan.. masa lalu.. punya ingatan fotografis..” tanya Gabriel
“iya.. gitu deh.. mungkin” kata Rio cuek
“kita sama..” kata Gabriel tersenyum.. senyum aneh yang menurut Deva lebih tepat di gunakan oleh seorang cewek dan bukan cowok
“HAH?” Cakka dan Deva kaget
“ebuseeet! Kuping gue bukan toa!” kata Rio
“maaf hehehe” Cakka dan Deva cengengesan
TEEET TEEEET TEEEEET
“eh yel. ikut kantin yuk..” ajak Deva
“boleh..” jawab Gabriel masih dengan senyum menyeringai bak vampir haus darah yang langsung membuat Deva bergidik
“lo yo?” tanya Cakka setelah kembali bisa menguasai dirinya yang tadinya takut melihat tampang Gabriel yang menurutnya “like a vampire?”
“ntar gue nyusul.. gue mau ke tualet dulu” kata Rio beranjak dari singgah sana nya
“hah? Toilet kali mas” kata Deva meralat penyataan Rio
“apa kata lu de” kata Rio lalu berlalu meninggalkan CakkaDevaGabriel
“apa kata lu de” kata Rio lalu berlalu meninggalkan CakkaDevaGabriel
@kantin
“eh Rio lama ya.. gue susul dulu ya..” kata Gabriel lalu pergi tanpa membiarkan baik Cakka atau Deva melarangnya
“et dah belum sempet ngomong main kabur aja” kata Cakka
“eh Rio lama ya.. gue susul dulu ya..” kata Gabriel lalu pergi tanpa membiarkan baik Cakka atau Deva melarangnya
“et dah belum sempet ngomong main kabur aja” kata Cakka
@koridor toilet
Rio yang baru keluar dari toilet tiba tiba nabrak anak cewek yang baru aja keluar dari toilet cewek,
Jelas badan cewek itu nimpa badan Rio.. dan hal tersebut dilihat jelas dengan sepasang mata yang merah membara tampak sekali raut kecemburuan tersirat dalam pandangan mata itu, dengan langkah kesal ia beranjak dari temapat itu lalu pergi
“eh.. sorry yo.. aku ga sengaja..” kata cewek itu mencoba berangkat dari atas badan Rio yang masih tergeletak bahkan memejamkan matanya.
Rio diam, kepalanya tadi terantuk kelantai pingsan? Tidaaak
Cewek tadi bingung.. Rio sekarang masih tergeletak di lantai.. ia mengedarkan pandangannya.. tak satu pun orang ada di sana, wajar ? ya.. toilet di bangunan lama memang jarang di gunakan lagi pula tempat itu cukup jauh
Sekelabat bayangan akan kejadian yang akan datang terlintas dalam pikirannya..
Cewek itu kembali duduk lalu menepuk-nepuk pipi Rio pelan
“Ify !!!!” Rio terbangun lalu berteriak.. aneh? Tapi itu lah Rio
“yo lo ga papa kan? kenapa lo panggil nama gue?” tanya cewek itu yang ternyata bernama Ify
Rio diam, keringat bercucuran dari wajah eksotisnya *entah mengapa penulis ngakak ngetik yang ini*
“yo? Hello? Your soul is still there kan?” tanya Ify pake bahasa campur aduk
Rio menggeleng gelengkan kepalanya berharap bayangan tadi bukan bayang kejadian masa depan,
“yo hello????” Ify mulai kesal lalu kedua tangannya memegang pipi Rio dan menghadapkan wajah Rio tepat ke wajahnya, Rio diam, ia menatap Ify dengan tatapan sayu, Ify cengo sadar akan yang ia lakukan.. sekarang wajahnya dan Rio hanya terpaut sekian centi
1 detik...
2 detik...
3 detik...
Dan......
BRUKK
Rio terjatuh (lagi?????) kali ini dalam pelukan Ify
Refleks Ify teriak
“TOLOOOOOOOOOOOOONG!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Letak gedung lama yang dekat kantin serta suara Ify yang cukup mengalahkan 5 toa masjid mampu mendatangkan cukup banyak siswa yang tadinya lagi enak enak makan di kantin
Siswa dan guru pun berdatangan Dan dengan posisi Rio yang pingsan di pelukan Ify itu juga telah mampu menggemparkan seluruh penghuni sekolah (wuidih lebeee)tapi tampaknya itu wajar.. pasalnya Rio dan Ify di nobatkan sebagai cowok dan cewek ter cool dan ter jutek serta ter dingin se sekolahan, sepasang mata tadi juga ikut menyaksikan hal itu ia makin geram! Dan tampaknya ia telah merencanakan sesuatu
“hei! Apa yang kalian lakukan?” bentak pak ivan-guru-BP yang cukup terkejut melihat dua anak didiknya yang tengah berpelukan? Eh bukan deh
“saya bisa jelasin pak. Tapi tolong angkat Rio dulu.. berat ini...!” kata Ify
Cakka dan Deva yang baru tiba tanpa babibubebo langsung mengangkat Rio ke uks, toh mereka bisa minta penjelasan dari Rio nanti
“sudah semua bubar!!!” perintah pak ivan lalu menggeret (????) Ify ke ruang BP
@ruang BP
“jadi... bisa kamu jelaskan?” tanya pak ivan
“jadi.....................................................” Ify menceritakan semua.. mulai dari dia nabrak Rio.. sampe Rio pingsan
“oh iya sudah sekarang silahkan kembali ke kelas kamu” kata pak ivan
Ify yang keluar dari ruang BP Cuma pasang tampang MADESU, ia yakin setelah kejadian yang -GUBRAKK-BANGET- tadi dia bakal dapet buanyak surat anceman dari pens Rio yang bejibun
@ IX-IPA-1 -permanentclass-
“ahhh Rio itu!! Zzzzz SHITTYDAMNIK!!!” kat Ify kesal begitu sampe di tempat duduknya
“eh.. lo tuh.. padahal cinta kan?” kata agni
“you know? NEVER!!”kata Ify kesal
“alah never ato forever?” ledek Agni
“zzzzz oke oke .. gue emang suka! Tapi kan ga gitu juga caranya..” kata Ify
“yeee emangnya tadi tu gmana ceritanya sih?” tanya agni
“jadi..........................................” Ify menceritakan semua dari A-Z
“ohhhhh” Agni-agni ber koor ria
BRAKK
“EH CEWEK GANJEN! LO JANGN DEKETIN COWOK GUE YA!” kata seorang cewek yang tiba tiba menggebrak meja Ify
“eh SHILLA GUE GA GANGGU COWOK LO! DIA YANG TIBA TIBA PINGSAN! MANA GUE TAU!” kata Ify kesal
“AWAS LO YA!” teriak shilla kesal, lalu meninggalkan Ify
“udah lah fy..” kata agni
“eh bio 3!” kata Agni.
“yuk..”
Sepasang mata itu makin geram melihat keberadaan Ify, dan shilla yang KATANYA pacar Rio yang ternyata sekelas dengannya dan Rio
Sementara itu @UKS
Rio yang baru sadar langsung dibrondol banyak banget pertanyaan dari Cakka dan Deva yang membolos pelajaran bio3
“STOOOP!! Oke gue jelasin satu satu.. jadi.. tadi Ify nabrak gue.. nah kita tuh jatoh dan dia nimpa gue.. kepala gue ke antuk lantai..trus gue ngeliat bayangan banyangan gitu..gue liat Ify lagi di iket di rumah gede.., gue bangun gue liat ada Ify.. kepala gue berasa pusing banget dan gue ga tau lagi” jelas Rio panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume persegi panjang (??)
“lo liat masa depan lagi?” tanya Deva mulai serius
Rio hanya mengangguk
“udah berapa kali hari ini?” tanya Cakka
“2..”
“hmm lo pulang sekarang!” kata Deva lalu pergi ke permanen class
“he? Ah ga usah ya kka.. gue ga mau pulang..” kata Rio
“bego lo ya? fisik lo tuh down bego!! Kalo drop gmana??” kata cakk mulai keras
“tapi.. Acha? Ify gmana?” tanya Rio
“Acha biar gue ntar yang anter balik, Ify biar Deva yang kasih tau! Lo pulang!“ kata Cakka
“hmm lo pulang sekarang!” kata Deva lalu pergi ke permanen class
“he? Ah ga usah ya kka.. gue ga mau pulang..” kata Rio
“bego lo ya? fisik lo tuh down bego!! Kalo drop gmana??” kata cakk mulai keras
“tapi.. Acha? Ify gmana?” tanya Rio
“Acha biar gue ntar yang anter balik, Ify biar Deva yang kasih tau! Lo pulang!“ kata Cakka
Rio ga bisa ngelawan lagi temennya itu..dia tau Cakka bisa berubah keras kalo udah menyangkut kesehatan
Deva kembali dengan membawa tas Rio, “yok.. gue anter.. gue ga kan biarin lo pulang naik motor dengan kondisi lo gini!” kata Deva
“lo ksini lagi gmna?” tanya Rio yang sudah berdiri.. masih di bantu sama Cakka
“itu gampang.. sebelah rumah lo kan ada pangkalan ojek..” kata Deva
“thanks ya dev..” kata Rio berusaha melepas pegangannya pada Cakka yang malah mengakibatkan ia jatuh lagi
“bego lo ya!” bentak Cakka
“sorry cakk..” jawab Rio masih lemah
Pemilik sepasang mata yang tadi ternyata juga melihat hal itu.. ia juga cemburu.. pdahal Cakka hanya membantu Rio berdiri “lo juga ga selamat!!”
DEGG
Rio memejamkan matanya bayangan itu muncul lagi
“cakk..shilla cakk..” kata Rio lemah lirih :p
“hah?”
“shilla bunuh diri!” kata Rio lemah
“maksud lo?”
“ga tau yo.. kepala gue pusing” jawab Rio
“yaudah yaudah.. udah 3 kali ini.. besok lo ga usah masuk ya.. istirahat!” kata Cakka
“dev biar gue yang anter ni anak bentar pake mobil gue lo bawa motornya..” kata Cakka lagi
Rio pasrah saja. Percuma menolak.. tak ada gunanya juga
Setelah izin ke guru BP dan guru piket Cakka dan Deva mengantar Rio, melewati kelas bio3.. semua pasang mata menatap Rio yang masih tergolek lemah di kursi roda yang memang di sediakan di sekolah itu
Bisik bisik tetangga(huahahahahaha) mulai merambah di kelas itu.. wajar? Iya.. terakhir mereka melihat Rio seperti itu salah satu guru mereka mati bunuh diri.. mereka langsung bergidik ngeri.. hanya sepasang mata yang tersenyum menatap Rio seperti itu “maafkan aku yo.. ini lebih baik.. “ batin pemilik mata itu
Sesampainya..
@rumah Rio
Setelah membaringkan Rio di kasurnya, Deva minta penjelasan atas perkataan Rio tadi
“nah jelasin!” kata Deva ga nyante
“sabar dikit nape?” tanya Rio
Cakka Cuma cekikikan
“oke oke.. jadi tadi gue liat kalo Ify di iket di rumah gede di tengah hutan.. rumahnya familiar.. waktu gue coba buat liat lagi gue pingsan.. nah tadi gue ada liat shilla digantung ato gantung diri gue ga tau di daerah pojok ruang kelas kita..” jelas Rio
“oke hmm.. ntar gue bakal bantu lo supaya mereka baik baik aja oke?” kata Cakka mencoba menenangkan Rio
“eh lo ga kan bunuh diri kan? ya kan?” kata Deva ngasal
“bego lo..” kata Cakka sambil noyor kepala Deva
“ga lah.. “ kata Rio
“yee soalnya terakhir lo mimpiin ada orang mati lo mau bunuh diri..” kata Deva
“heheh khilaf dev..:p “ kata Rio
“oh iya sampein ke Ify.. dia pulang jangan sendirian.. shilla jangan jalan ntar malem” kata alvn
“siiiip”
Akhirnya setelah berpamitan dengan Rio Deva dan Cakka kembali ke sekolah, karna sudah di pelajaran terakhir mereka hanya duduk di kelas permanen
Pulang sekolah......
“cha.. pulang yuk” ajak Cakka
“eh kak Cakka.. um.. kak Rio drop ya kak? Huuuh susah deh punya kakak susah di atur.. Acha kan tadi udah blang dia ga usah masuk!” kata Acha malah ngomel ga jelas
“udah udah.. kakak kamu Cuma kambuh aja tuh.. ayo pulang..” ajak Cakka
Deva kembali dengan membawa tas Rio, “yok.. gue anter.. gue ga kan biarin lo pulang naik motor dengan kondisi lo gini!” kata Deva
“lo ksini lagi gmna?” tanya Rio yang sudah berdiri.. masih di bantu sama Cakka
“itu gampang.. sebelah rumah lo kan ada pangkalan ojek..” kata Deva
“thanks ya dev..” kata Rio berusaha melepas pegangannya pada Cakka yang malah mengakibatkan ia jatuh lagi
“bego lo ya!” bentak Cakka
“sorry cakk..” jawab Rio masih lemah
Pemilik sepasang mata yang tadi ternyata juga melihat hal itu.. ia juga cemburu.. pdahal Cakka hanya membantu Rio berdiri “lo juga ga selamat!!”
DEGG
Rio memejamkan matanya bayangan itu muncul lagi
“cakk..shilla cakk..” kata Rio lemah lirih :p
“hah?”
“shilla bunuh diri!” kata Rio lemah
“maksud lo?”
“ga tau yo.. kepala gue pusing” jawab Rio
“yaudah yaudah.. udah 3 kali ini.. besok lo ga usah masuk ya.. istirahat!” kata Cakka
“dev biar gue yang anter ni anak bentar pake mobil gue lo bawa motornya..” kata Cakka lagi
Rio pasrah saja. Percuma menolak.. tak ada gunanya juga
Setelah izin ke guru BP dan guru piket Cakka dan Deva mengantar Rio, melewati kelas bio3.. semua pasang mata menatap Rio yang masih tergolek lemah di kursi roda yang memang di sediakan di sekolah itu
Bisik bisik tetangga(huahahahahaha) mulai merambah di kelas itu.. wajar? Iya.. terakhir mereka melihat Rio seperti itu salah satu guru mereka mati bunuh diri.. mereka langsung bergidik ngeri.. hanya sepasang mata yang tersenyum menatap Rio seperti itu “maafkan aku yo.. ini lebih baik.. “ batin pemilik mata itu
Sesampainya..
@rumah Rio
Setelah membaringkan Rio di kasurnya, Deva minta penjelasan atas perkataan Rio tadi
“nah jelasin!” kata Deva ga nyante
“sabar dikit nape?” tanya Rio
Cakka Cuma cekikikan
“oke oke.. jadi tadi gue liat kalo Ify di iket di rumah gede di tengah hutan.. rumahnya familiar.. waktu gue coba buat liat lagi gue pingsan.. nah tadi gue ada liat shilla digantung ato gantung diri gue ga tau di daerah pojok ruang kelas kita..” jelas Rio
“oke hmm.. ntar gue bakal bantu lo supaya mereka baik baik aja oke?” kata Cakka mencoba menenangkan Rio
“eh lo ga kan bunuh diri kan? ya kan?” kata Deva ngasal
“bego lo..” kata Cakka sambil noyor kepala Deva
“ga lah.. “ kata Rio
“yee soalnya terakhir lo mimpiin ada orang mati lo mau bunuh diri..” kata Deva
“heheh khilaf dev..:p “ kata Rio
“oh iya sampein ke Ify.. dia pulang jangan sendirian.. shilla jangan jalan ntar malem” kata alvn
“siiiip”
Akhirnya setelah berpamitan dengan Rio Deva dan Cakka kembali ke sekolah, karna sudah di pelajaran terakhir mereka hanya duduk di kelas permanen
Pulang sekolah......
“cha.. pulang yuk” ajak Cakka
“eh kak Cakka.. um.. kak Rio drop ya kak? Huuuh susah deh punya kakak susah di atur.. Acha kan tadi udah blang dia ga usah masuk!” kata Acha malah ngomel ga jelas
“udah udah.. kakak kamu Cuma kambuh aja tuh.. ayo pulang..” ajak Cakka
“iya kak...”
Mari lihat Deva....
“shil fy!! “panggil Deva
“hah?”
“shil fy! Gue mau ngomong dulu!” kata Deva
“napa??” jawab Ify ketus
“kenapa dev?” kata shilla
“fy.. lo pulang jangan sendirian.. shill lo jangan jalan ntar malem!” kata Deva
“hah? Apa urusan lo???” kata Ify
“ayolah.. ini pesen Rio! Plis...” kata Deva
“au ah.. gelap..” shilla dan Ify malah pergi tanpa menghiraukan perkataan Deva
‘uuh serah deh.. awas aja kalo besok pagi lo udah pada jadi mayat!’ kata Deva kesal
Lalu Deva berbalik dan terkejut menatap sesosok orang yang tiba tiba muncul
“GABRIEL!”
“hehe..” Gabriel menyeringai lagi.. itu kembali menunjukan ukuran taringnya yang tak normal
“kenapa?” tanya Deva
“eh Rio udah punya pacar?” tanya Gabriel
“punya..”
“hah? Siapa?” tanya Gabriel
“euummm Dea tuh temennya Acha adek Rio” kata Deva
“oh..”
“eh pulang sendiri lo?” tanya Deva
“ga ntar gue di jemput kok,...” kata Gabriel
“oke gue duluan ya...” kata Deva lalu berlalu meninggalkan Gabriel
Mari lihat Cakka dan Achaaa
“eh kak lewat jalan svengali yah..” kta Acha
“kenapa?” tanya Cakka bingung
“eumm ada deh..” kata Acha tersenyum misterius
Akhirnya Cakka menuruti keinginan Acha.. betapa terkejutnya mereka melihat jalanan disana hancur tampak dirusak.. lalu Cakka memutuskan untuk bertanya pada seseorang yang kebetulan lewat
“eh mas.. ini kenapa?” tanya Cakka menunjukan ke jalanan
“tadi pagi ada tawuran mas.. “ kata orang itu
“oh makasih mas..” kata Cakka..
Acha bergidik ngeri. Andaikata ia mengabaikan perkataan Rio.. mungkin dia sudah ikut babak belur layaknya jalannan itu
“nah jelasin!” kata Cakka
“eumm.. tadi kak Rio....” Acha menjelaskan semua yang terjadi tadi pagi....mulai dari Rio yang males sarapan.. Rio yang tiba tiba bengong.. Rio yang nolak di ajak ke rumah sakit sampe Rio yang nyuruh dia ga boleh lewat jalan svengali
“eh. Cha! Pokoknya besok Rio jangan masuk yah..” kata Cakka
“kenapa kak?” tanya Acha
“Rio tadi pingsan tau dia liat ampe 3 kali..” kata Cakka
“eumm... sip kak..”
Tak terasa mereka sudah sampai di rumah Rio dan Acha
“hmm sampe sini aja ya..” kata Cakka
Mari lihat Deva....
“shil fy!! “panggil Deva
“hah?”
“shil fy! Gue mau ngomong dulu!” kata Deva
“napa??” jawab Ify ketus
“kenapa dev?” kata shilla
“fy.. lo pulang jangan sendirian.. shill lo jangan jalan ntar malem!” kata Deva
“hah? Apa urusan lo???” kata Ify
“ayolah.. ini pesen Rio! Plis...” kata Deva
“au ah.. gelap..” shilla dan Ify malah pergi tanpa menghiraukan perkataan Deva
‘uuh serah deh.. awas aja kalo besok pagi lo udah pada jadi mayat!’ kata Deva kesal
Lalu Deva berbalik dan terkejut menatap sesosok orang yang tiba tiba muncul
“GABRIEL!”
“hehe..” Gabriel menyeringai lagi.. itu kembali menunjukan ukuran taringnya yang tak normal
“kenapa?” tanya Deva
“eh Rio udah punya pacar?” tanya Gabriel
“punya..”
“hah? Siapa?” tanya Gabriel
“euummm Dea tuh temennya Acha adek Rio” kata Deva
“oh..”
“eh pulang sendiri lo?” tanya Deva
“ga ntar gue di jemput kok,...” kata Gabriel
“oke gue duluan ya...” kata Deva lalu berlalu meninggalkan Gabriel
Mari lihat Cakka dan Achaaa
“eh kak lewat jalan svengali yah..” kta Acha
“kenapa?” tanya Cakka bingung
“eumm ada deh..” kata Acha tersenyum misterius
Akhirnya Cakka menuruti keinginan Acha.. betapa terkejutnya mereka melihat jalanan disana hancur tampak dirusak.. lalu Cakka memutuskan untuk bertanya pada seseorang yang kebetulan lewat
“eh mas.. ini kenapa?” tanya Cakka menunjukan ke jalanan
“tadi pagi ada tawuran mas.. “ kata orang itu
“oh makasih mas..” kata Cakka..
Acha bergidik ngeri. Andaikata ia mengabaikan perkataan Rio.. mungkin dia sudah ikut babak belur layaknya jalannan itu
“nah jelasin!” kata Cakka
“eumm.. tadi kak Rio....” Acha menjelaskan semua yang terjadi tadi pagi....mulai dari Rio yang males sarapan.. Rio yang tiba tiba bengong.. Rio yang nolak di ajak ke rumah sakit sampe Rio yang nyuruh dia ga boleh lewat jalan svengali
“eh. Cha! Pokoknya besok Rio jangan masuk yah..” kata Cakka
“kenapa kak?” tanya Acha
“Rio tadi pingsan tau dia liat ampe 3 kali..” kata Cakka
“eumm... sip kak..”
Tak terasa mereka sudah sampai di rumah Rio dan Acha
“hmm sampe sini aja ya..” kata Cakka
“makasih kak...”
Acha masuk ke rumah.. sepi sunyi.. perasaan itulah yang selalu menerpanya.. pembantu? Udah pulang.. satpam? Di pos lah.. kak Rio??nah ke kamar kak Rio ajalah..
TOK TOK TOK
“kaaak!! Ini Acha..” kata Acha sambil ngetok pintu kamar Rio
“hmm.. masuk aja cha..” kata Rio masih lemah
“euuumm ..ka.. KAKAK!!! PAKE BAJU DONG!!” teriak Acha kaget liat kakaknya Cuma tidur pake boxer doang(huahahahha)
“a elah chaaa panaas...” kata Rio merengek (??)
“iihh kakak! Pake!!” kata Acha masih nutup matanya
“heeeeeeeh iya deh..” kata Rio pasrah
Setelah selesai Acha membuka matanya lagi
“ihh kakak nih udah gede! Ga malu apa?” tanya Acha
“malu? Ih waktu kecil aja biasa kok sekarang gini?” tanya Rio
“kan bedaaaa” kata Acha kesal
“udah adek kakak jangan ngambek” kata Rio mengelus elus kepala Acha
Acha hanya tersenyum dengan kakaknya itu.. tapi ia menyadari satu hal, tangan Rio panas banget
“bentar kak...”
“eh mau kemana?” tanya Rio
Acha kembali dengan termometer
“diem!” bentak Acha
“emut ini” kata Acha lagi
Rio gelagapan dengan termometer di mulutnya *ummm unyuuu pasti lucu deh Rio rrrraaaaarrww (??)*
Acha tertawa melihat muka cemberut kakaknya, mana pipinya di gembungin lagi chubby ooowoow chubby, dengan termometer di mulutnya.. “diiih kkaak lucu banget.. udah lama ga liat kak Rio kayak gini :p “ kata Acha
Tiiiiiit~
Siiiing~~~
“nah.. hmmm.. HAH? 41derajat!!! KAKAK KE DOKTEEEEER!!!!!!!” kata Acha kalang kabut
Rio menatap Acha cengo
“ga ga.. huuumm jangan ke dokter kakak ga boleh nyetir..”
“emmm jadi telpon kak Cakka...”
“eh jangan.. ntar ngerepotin”
“duuuh gmana ya...”
Acha komat kamit ga jelas Rio mah diem aja.. dia malah duduk senyum senyum gaje ngeliat adiknya itu kayak cacing kepanasan kular kilir sana sini muter muter udah kayak gosokan :P
“NAH! Telpon dokter!!” kata Acha tiba tiba berhenti tepat di depan Rio, Rio kaget lalu terjungkal ke belakang.. untung dibelakangnya itu kasur
“hehe maaf.. “ kata Acha
Tak lama dokter pun datang, Rio pun di periksa
“emm nak Acha.. kakak kamu mengalami panas tinggi takutnya dia bisa pingsan atau malah kejang.. besok usahakan dia tidak sekolah dan harus tidur yang cukup ya.. ini obatnya..” kata dokter itu lalu pergi
“tuh kak! Euuuh kakak tuh nurut dikit napa si? Pokoknya besok jangan masuk sekolah! Awas kalo ngeyel..” kata Acha
“kakak ga bisa janji cha.. ga bisa..” kata Rio
“kenapa gitu?” tanya Acha
“perasaan kakak ga enak cha..” kata Rio lirih
“eumm kalo gitu malem ini Acha tidur disini ya..” kata Acha
“hee??”
“ayolaaah Acha yakin kok kakak ga ngapa ngapain Acha.. kakak kan kakak kandung Acha..” kata Acha manja
“heummm.. gmana ya..??” tanya Rio
Melihat wajah memelas Acha Rio hanya mengangguk pelan
“hyaaaa asssiiikkk! Eummm kak.. idupin tipi yah yah yah.. “ akta Acha cengengesan
“yee udah nonton lah... tapi kalo udah jam 6 bangunin kakak yah “ kata Rio
“wokeeeh..”
Sementara itu... shilla..
“eh.. kalung gue! Aduh ketinggalan di meja kelas lagi! Ahh sialan! Eumm pak anter saya ke sekolah lagi ya!!” kata shilla
“sip non..”
Sekolah....
“eh shill.. ngapain?” tanya seseorang
“emm nyari kalung gue..” kata shilla
“oooh.. gue bantuin ya.. eh tu supir lo suruh pulang aja.. kasian” kata orang itu
“emm iya deh...”
Beberapa jam kemudian...
“eeuuiiihh.. udah jam 7 malem gini emm kalo ga ketemu gue pulang aja deh,...” kata shilla kesal
“eh shill ini kan?” kata orang itu
“ah iyaaaa.. wah thanks banget ya..yel” kata shila lalu memeluk orang itu
CLEEB
“AAAW WHAT THE....” kata kata shilla tak terselesaikan
“hahaha this is better now.. grenshillaver vrensofa!” kata orang itu menyeringai sambil memegang suntikan yang tadi ia tusukkan ke shilla lalu memainkannya
“tapi kenapa? Salah gue apa?” kata shilla yang masih setengah sadar
“salah lo? LO UDAH DEKETIN PANGERAN GUE!! “ kata orang itu
“pangeran lo? Rio?” tanya shilla yang berdiri sempoyongan pengaruh entah obat apa yang di suntikkan orang itu.. yang pasti shilla merasa kepalanya nge-fly
“iyaaa..”
“berarti lo....”
BRUKK
Shilla pingsan....
“hmm you’re so beautiful, but now you must be die baby..” kata orang itu lalu menyeringai sambil mengangkat dagu shilla
JLEEEB
Croooot *au ah gatau bunyinya* darah memuncrat dari perut shilla ternyata orang itu juga telah menusuk perut shilla denga pisau yang daritadi ia sembunyikan di belakang punggungnya
TEES TES TES
“tetes demi tetes.. termuncrat... dari tubuhmu.. ini memang indah.. semuaa hanya bagiku.. aku senang dengan sangat melihatmu.. ohpergilaah aaaahh pergi darinya.. kamu hanya penghalang bagikuu untuknya..” (d’masiv – luping judulnya.. kalo ga salah tak bisa hidup tanpa mu)
JLEEEB
“haa ini dia ganjaran buat cewek yng suka lirik lirik pangeran”
orang itu bernyanyi sambil membenarkan posisi shilla seakan akan shilla bunuh diri.. menggantungnya di atap
“hmm dengan gini lo ga bakal ganggu Rio lagi... nah.. sekarang gue pasang yang satunya.. dealoves therevo dan grenshillaver vrensofa.. hmm besok sekolah ini bakal gempaaaar!!!...” gumam orang itu ga jelas
Ia pergi ke toilet membersihkan darah shilla lalu pulang kerumahnnya dengan motor miliknya
Di sebuah villa di tengah hutan
“malem Ify permalove... uhh kamu tuh cantik tau ga! Tapi sorry gue ga pernah napsu liat cewek.. apalagi kayak lo :p emmm fy kamu mau tau ga apa salah kamu?” kata orang itu mencolek dagu Ify, Ify membuang muka
“dih jual mahal lagi lo!” kata orang itu
Orang itu memegang pipi Ify dengan kedua tangannya persis dengan apa yang Ify lakukan ke Rio tadi
“lo ga ada salah sayang... gue Cuma perlu lo.. buat mancing supaya Rio dateng kesini! Dan.. gue bisa bunuh dia” kata orang itu membelai pipi Ify, Ify bergidik ia terus mundur... hingga akhirnya mentok (??) namun tiba tiba
TOK TOK TOK
“ah.. sialan!..” kata orang itu.. lalu ia meninggalkan Ify yang ketakutan lalu membuka pintu
“malem uncle...” sapa seseorang dari luar
Ify samar samar menatap orang tersebut dan betapa terkejutnya Ify melihat siapa yang datang..
@Rio’s home
“eeehh hmmm” Rio merenggangkan otot ototnya
“hoooaaaahmm cha .. Achaa.. ” panggil Rio
“eh kakak.. hehe maaf lu bangunin.. “ kata Acha
“udah gapapa.. udah jam 8 gini.. kamu tidur gih.. kakak mau tidur lagi :p” kata Rio
“emmm iya deh.. guten nacht bruder” kata Acha
“guten nacht..” kata Rio lalu mencium kening Acha
Jam 2 subuh ke esokkan harinya
“CAKKAAAAAAA!!”
Rio teriak ia terbangun dari tidurnya.. perasaan tak enak menyelimuti tubuhnya.. panasnya makin menjadi padahal suhu di kamar itu sudah 15derajat, keringat bercucuran dari sekujur tubuhnya napasnya terengah engah seakan ia tengah dikejar oleh dengan kecepatan cahaya, tubuhnya gemetar mengingat apa yang tadi terjadi dalam mimpinya, ia menjambak jambak rambutnya, mukanya pucat... sangat pucat malah
Acha yang kaget karna Rio tiba tiba berteriak dan langsung shock melihat apa yang terjadi pada Rio sekarang, tragis.. satu kata itulah yang tergambar dari apa yang terjadi pada Rio sekarang
Acha menatap kakaknya itu ia langsung memeluknya
“kakak.. kakak kenapa? Kakak ... sadar kak.. sadar..” kata Acha
Perlahan Rio mulai berhenti menjambaki rambutnya ia masih diam pandangannya kosong.. badannya gemetar suhu tubuhnya makin naik, ia menoleh ke Acha lalu menatapnya sayu
“cha.. kakak ga mau punya kekuatan ini cha... kakak ga mau!!” kata Rio setengah berteriak
“kak.. sadar kak liat Acha.. liat mata Acha.. “ kata Acha
“kakak ga mau cha! Gamauu!!” kata Rio langsung menangis (??)
“udah udah.. kak.. sekarang kakak ceritain semuanya.. limpahin semua ke Acha! Kasih tau Acha kak.. kakak liat apa..” kata Acha setengah menangis
Akhirnya Rio bercerita tentang apa yang ada di mimpinya. Sesuatu yang ia harap tak benar benar terjadi di kenyataan
“Cakka cha.. Cakka..” Rio berusaha menekan tangisnya
“iya kak.. kak Cakka kenapa?” tanya Acha melepaskan pelukannya
“tadi gue liat Cakka ditusuk orang cha.. Deva juga..” kata Rio
“HAH?”
“dan ada gue disitu cha.. tapi gue ga bisa bantu dia.. gue di iket.. ada Ify juga.. hhh.. cha.. salah gue apa cha? Salah gue apa?” tanya Rio
“kakak ga ada salah kak! Kakak ga salah apa apa..” kata Acha kembali memeluk Rio.. ya dia tau Rio dalam kondisi labil, terakhir Rio seperti itu. Besoknya ia berniat loncat dari gedung sekolah
“ya udah.. kakak tidur dulu yah.. nih..” Acha kembali menyumpel kan*heh??* termometer
“kakak harus tidur.. kakak mau sekolah kan? kalo suhu tubuh kakak ga turun juga.. jangan harap kakak, Acha izinin ke sekolah.. yang ada kakak Acha kurung di kamar...” kata Acha
“hmmm hahha kakak tuh imut banget deh.. gemes deh Acha..” kata Acha mencubit pipi Rio yang kembali ia gembungkan
“emm Acha ke bawah dulu ya.. Acha mau ambil air anget.. buat ngompres kakak.. “ kata Acha masih dengan sisa sisa tawanya
GREBB
“eh?”
“janan yongalin kakak tsendilian csha” kata Rio ga jelas
“iya kakak ku sayang..” kata Acha lalu berlalu di balik pintu
Ia tertawa mengingat tingkah kakak satu satunya tadi.. manja.. itulah Rio jika sudah begitu sifatnya bisa kembali seperti anak umur 3 tahun.. jadi manja banget unyuuu :p
Sesaat kemudian Acha langsung kembali dengan seteko air hangat
Ia tau kalo Rio sudah manja gitu ga boleh di tinggal lama lama
“nah.. sekarang diiieeem!” kata Acha
“hmmm udah agak turun jadi 38.. nah tidur ya kak..” kata Acha
Diam terjalin diantara keduanya
“em cha..” panggil Rio menatap Acha yang masih sibuk mengompresnya
“ya kak..?”
“kita aneh ya? Harusnya kan kakak yang jagain kamu.. bukan kamu...” kata Rio
“udah gapapa.. kita saling menjaga oke?” kata Acha
“hmm makasih ya sayang..”
Acha mendekati tivi dan menyalakannya
“kembali ditemukan.. sesosok mayat yang tidak diketahui identitasnya meninggal dunia dalam keadaan tak wajar.. tak ditemukan satu pun luka memar di sekujur tuuhnya.. hanya ada bekas luka yang diduga gigitan di bagian lehernya”
“ah.. ganti cha...” kata Rio
PAGINYA...........................
Sinar matahari pagi yang sungguh menyilaukan masuk dengan melewati jendela kamar Rio, dan sukses mengganggu tidur si pemilik kamar
“hmmm” Rio terbangun layaknya vampire china yang dilepas kertas mantranya. *HAHHAHAHA*
Mata sipitnya mengedar ke seluruh kamar.. tangan kirinya meraba raba kepala Acha.. sedangkan tangan kanannya meraba raba meja kecil di samping tempat tidurnya, dan si mata sipitnya masih fokus melihat ke depan.. TV menyala ..
“chaa bangun cha!! Chaaa.. udah jam tujuh ini!” kata Rio yang mulai sadar sepenuhnya
“euuummm iya kak iya hooaaaemmm” kali ini Acha yang bangun kayak vampire china
“eh cha lo semalem nonton tipi lagi ya?” tanya Rio
“hmm iya.. “
“dan lupa matiin tipi lagi kan???”
“hehe tau aja..”
Akhirnya mereka bersiap ke sekolah setelah sebelumnya suhu tubuh Rio di periksa lagi oleh Acha.. dan menunjuk ke angka 37 angka yang terbilang agak normal untuk suhu tubuh manusia
Saat sarapan.. tivi di ruang tamu di nyalakan
“ditemukan mayat 2 orang siswa di SMA DERENVA, keduanya telah tewas dengan keadaan mengenaskan.. setelah di identifikasi.. kedua mayat itu adalah dealoves therevo dan grenshillaver vrensofa keduanya ditemukan gantung diri di atap ruang kesenian.. setelah di selidiki kemungkinan mereka menginggal sekitar jam 6-8 kemarin malam.. namun hingga sekarang belum di ketahui siapa pelaku tindak pembunuhan itu”
PRANGG
Piring yang dibawa Rio jatuh dan pecah
“......”
“kak..”
“.....”
“kak..”
“....”
“kak Rio!!!”
“hah?”
“kak kenapa?”
“itu..” kata Rio sambari menunjuk ke tivi”
“ya ampuuun!!! Kak!”
“cha! Kita harus ke sekolah sekarang!!”
Mereka pun melaju ke sekolah setelah sebelumnya membersihkan pecahan piring yang tadi jatuh..
Mereka menggunakan mobil milik Rio karna tiba tiba hujan deras melanda jakarta
Rio mengendarai mobil dengan sangat tidak santai perasaan takut-khawatir-sedih mencampuri hatinya.. keringat mulai bercucuran padahal pagi itu sangat dingin.. dengan kecepatan yang cukup tinggi akhirnya mereka sampai ke sekolah
“kakak! Kok pake ngebut segala sih?” tanya Acha
“sorry cha...”
“RIOOOO!!” panggil Cakka dan Deva dengan wajah pucat.. sedangkan Gabriel mengikuti dari belakang
“udah ga usah di jelasin gue udah tau!”
“trus sekarang gimana yo?” tanya Cakka
Acha masuk ke rumah.. sepi sunyi.. perasaan itulah yang selalu menerpanya.. pembantu? Udah pulang.. satpam? Di pos lah.. kak Rio??nah ke kamar kak Rio ajalah..
TOK TOK TOK
“kaaak!! Ini Acha..” kata Acha sambil ngetok pintu kamar Rio
“hmm.. masuk aja cha..” kata Rio masih lemah
“euuumm ..ka.. KAKAK!!! PAKE BAJU DONG!!” teriak Acha kaget liat kakaknya Cuma tidur pake boxer doang(huahahahha)
“a elah chaaa panaas...” kata Rio merengek (??)
“iihh kakak! Pake!!” kata Acha masih nutup matanya
“heeeeeeeh iya deh..” kata Rio pasrah
Setelah selesai Acha membuka matanya lagi
“ihh kakak nih udah gede! Ga malu apa?” tanya Acha
“malu? Ih waktu kecil aja biasa kok sekarang gini?” tanya Rio
“kan bedaaaa” kata Acha kesal
“udah adek kakak jangan ngambek” kata Rio mengelus elus kepala Acha
Acha hanya tersenyum dengan kakaknya itu.. tapi ia menyadari satu hal, tangan Rio panas banget
“bentar kak...”
“eh mau kemana?” tanya Rio
Acha kembali dengan termometer
“diem!” bentak Acha
“emut ini” kata Acha lagi
Rio gelagapan dengan termometer di mulutnya *ummm unyuuu pasti lucu deh Rio rrrraaaaarrww (??)*
Acha tertawa melihat muka cemberut kakaknya, mana pipinya di gembungin lagi chubby ooowoow chubby, dengan termometer di mulutnya.. “diiih kkaak lucu banget.. udah lama ga liat kak Rio kayak gini :p “ kata Acha
Tiiiiiit~
Siiiing~~~
“nah.. hmmm.. HAH? 41derajat!!! KAKAK KE DOKTEEEEER!!!!!!!” kata Acha kalang kabut
Rio menatap Acha cengo
“ga ga.. huuumm jangan ke dokter kakak ga boleh nyetir..”
“emmm jadi telpon kak Cakka...”
“eh jangan.. ntar ngerepotin”
“duuuh gmana ya...”
Acha komat kamit ga jelas Rio mah diem aja.. dia malah duduk senyum senyum gaje ngeliat adiknya itu kayak cacing kepanasan kular kilir sana sini muter muter udah kayak gosokan :P
“NAH! Telpon dokter!!” kata Acha tiba tiba berhenti tepat di depan Rio, Rio kaget lalu terjungkal ke belakang.. untung dibelakangnya itu kasur
“hehe maaf.. “ kata Acha
Tak lama dokter pun datang, Rio pun di periksa
“emm nak Acha.. kakak kamu mengalami panas tinggi takutnya dia bisa pingsan atau malah kejang.. besok usahakan dia tidak sekolah dan harus tidur yang cukup ya.. ini obatnya..” kata dokter itu lalu pergi
“tuh kak! Euuuh kakak tuh nurut dikit napa si? Pokoknya besok jangan masuk sekolah! Awas kalo ngeyel..” kata Acha
“kakak ga bisa janji cha.. ga bisa..” kata Rio
“kenapa gitu?” tanya Acha
“perasaan kakak ga enak cha..” kata Rio lirih
“eumm kalo gitu malem ini Acha tidur disini ya..” kata Acha
“hee??”
“ayolaaah Acha yakin kok kakak ga ngapa ngapain Acha.. kakak kan kakak kandung Acha..” kata Acha manja
“heummm.. gmana ya..??” tanya Rio
Melihat wajah memelas Acha Rio hanya mengangguk pelan
“hyaaaa asssiiikkk! Eummm kak.. idupin tipi yah yah yah.. “ akta Acha cengengesan
“yee udah nonton lah... tapi kalo udah jam 6 bangunin kakak yah “ kata Rio
“wokeeeh..”
Sementara itu... shilla..
“eh.. kalung gue! Aduh ketinggalan di meja kelas lagi! Ahh sialan! Eumm pak anter saya ke sekolah lagi ya!!” kata shilla
“sip non..”
Sekolah....
“eh shill.. ngapain?” tanya seseorang
“emm nyari kalung gue..” kata shilla
“oooh.. gue bantuin ya.. eh tu supir lo suruh pulang aja.. kasian” kata orang itu
“emm iya deh...”
Beberapa jam kemudian...
“eeuuiiihh.. udah jam 7 malem gini emm kalo ga ketemu gue pulang aja deh,...” kata shilla kesal
“eh shill ini kan?” kata orang itu
“ah iyaaaa.. wah thanks banget ya..yel” kata shila lalu memeluk orang itu
CLEEB
“AAAW WHAT THE....” kata kata shilla tak terselesaikan
“hahaha this is better now.. grenshillaver vrensofa!” kata orang itu menyeringai sambil memegang suntikan yang tadi ia tusukkan ke shilla lalu memainkannya
“tapi kenapa? Salah gue apa?” kata shilla yang masih setengah sadar
“salah lo? LO UDAH DEKETIN PANGERAN GUE!! “ kata orang itu
“pangeran lo? Rio?” tanya shilla yang berdiri sempoyongan pengaruh entah obat apa yang di suntikkan orang itu.. yang pasti shilla merasa kepalanya nge-fly
“iyaaa..”
“berarti lo....”
BRUKK
Shilla pingsan....
“hmm you’re so beautiful, but now you must be die baby..” kata orang itu lalu menyeringai sambil mengangkat dagu shilla
JLEEEB
Croooot *au ah gatau bunyinya* darah memuncrat dari perut shilla ternyata orang itu juga telah menusuk perut shilla denga pisau yang daritadi ia sembunyikan di belakang punggungnya
TEES TES TES
“tetes demi tetes.. termuncrat... dari tubuhmu.. ini memang indah.. semuaa hanya bagiku.. aku senang dengan sangat melihatmu.. ohpergilaah aaaahh pergi darinya.. kamu hanya penghalang bagikuu untuknya..” (d’masiv – luping judulnya.. kalo ga salah tak bisa hidup tanpa mu)
JLEEEB
“haa ini dia ganjaran buat cewek yng suka lirik lirik pangeran”
orang itu bernyanyi sambil membenarkan posisi shilla seakan akan shilla bunuh diri.. menggantungnya di atap
“hmm dengan gini lo ga bakal ganggu Rio lagi... nah.. sekarang gue pasang yang satunya.. dealoves therevo dan grenshillaver vrensofa.. hmm besok sekolah ini bakal gempaaaar!!!...” gumam orang itu ga jelas
Ia pergi ke toilet membersihkan darah shilla lalu pulang kerumahnnya dengan motor miliknya
Di sebuah villa di tengah hutan
“malem Ify permalove... uhh kamu tuh cantik tau ga! Tapi sorry gue ga pernah napsu liat cewek.. apalagi kayak lo :p emmm fy kamu mau tau ga apa salah kamu?” kata orang itu mencolek dagu Ify, Ify membuang muka
“dih jual mahal lagi lo!” kata orang itu
Orang itu memegang pipi Ify dengan kedua tangannya persis dengan apa yang Ify lakukan ke Rio tadi
“lo ga ada salah sayang... gue Cuma perlu lo.. buat mancing supaya Rio dateng kesini! Dan.. gue bisa bunuh dia” kata orang itu membelai pipi Ify, Ify bergidik ia terus mundur... hingga akhirnya mentok (??) namun tiba tiba
TOK TOK TOK
“ah.. sialan!..” kata orang itu.. lalu ia meninggalkan Ify yang ketakutan lalu membuka pintu
“malem uncle...” sapa seseorang dari luar
Ify samar samar menatap orang tersebut dan betapa terkejutnya Ify melihat siapa yang datang..
@Rio’s home
“eeehh hmmm” Rio merenggangkan otot ototnya
“hoooaaaahmm cha .. Achaa.. ” panggil Rio
“eh kakak.. hehe maaf lu bangunin.. “ kata Acha
“udah gapapa.. udah jam 8 gini.. kamu tidur gih.. kakak mau tidur lagi :p” kata Rio
“emmm iya deh.. guten nacht bruder” kata Acha
“guten nacht..” kata Rio lalu mencium kening Acha
Jam 2 subuh ke esokkan harinya
“CAKKAAAAAAA!!”
Rio teriak ia terbangun dari tidurnya.. perasaan tak enak menyelimuti tubuhnya.. panasnya makin menjadi padahal suhu di kamar itu sudah 15derajat, keringat bercucuran dari sekujur tubuhnya napasnya terengah engah seakan ia tengah dikejar oleh dengan kecepatan cahaya, tubuhnya gemetar mengingat apa yang tadi terjadi dalam mimpinya, ia menjambak jambak rambutnya, mukanya pucat... sangat pucat malah
Acha yang kaget karna Rio tiba tiba berteriak dan langsung shock melihat apa yang terjadi pada Rio sekarang, tragis.. satu kata itulah yang tergambar dari apa yang terjadi pada Rio sekarang
Acha menatap kakaknya itu ia langsung memeluknya
“kakak.. kakak kenapa? Kakak ... sadar kak.. sadar..” kata Acha
Perlahan Rio mulai berhenti menjambaki rambutnya ia masih diam pandangannya kosong.. badannya gemetar suhu tubuhnya makin naik, ia menoleh ke Acha lalu menatapnya sayu
“cha.. kakak ga mau punya kekuatan ini cha... kakak ga mau!!” kata Rio setengah berteriak
“kak.. sadar kak liat Acha.. liat mata Acha.. “ kata Acha
“kakak ga mau cha! Gamauu!!” kata Rio langsung menangis (??)
“udah udah.. kak.. sekarang kakak ceritain semuanya.. limpahin semua ke Acha! Kasih tau Acha kak.. kakak liat apa..” kata Acha setengah menangis
Akhirnya Rio bercerita tentang apa yang ada di mimpinya. Sesuatu yang ia harap tak benar benar terjadi di kenyataan
“Cakka cha.. Cakka..” Rio berusaha menekan tangisnya
“iya kak.. kak Cakka kenapa?” tanya Acha melepaskan pelukannya
“tadi gue liat Cakka ditusuk orang cha.. Deva juga..” kata Rio
“HAH?”
“dan ada gue disitu cha.. tapi gue ga bisa bantu dia.. gue di iket.. ada Ify juga.. hhh.. cha.. salah gue apa cha? Salah gue apa?” tanya Rio
“kakak ga ada salah kak! Kakak ga salah apa apa..” kata Acha kembali memeluk Rio.. ya dia tau Rio dalam kondisi labil, terakhir Rio seperti itu. Besoknya ia berniat loncat dari gedung sekolah
“ya udah.. kakak tidur dulu yah.. nih..” Acha kembali menyumpel kan*heh??* termometer
“kakak harus tidur.. kakak mau sekolah kan? kalo suhu tubuh kakak ga turun juga.. jangan harap kakak, Acha izinin ke sekolah.. yang ada kakak Acha kurung di kamar...” kata Acha
“hmmm hahha kakak tuh imut banget deh.. gemes deh Acha..” kata Acha mencubit pipi Rio yang kembali ia gembungkan
“emm Acha ke bawah dulu ya.. Acha mau ambil air anget.. buat ngompres kakak.. “ kata Acha masih dengan sisa sisa tawanya
GREBB
“eh?”
“janan yongalin kakak tsendilian csha” kata Rio ga jelas
“iya kakak ku sayang..” kata Acha lalu berlalu di balik pintu
Ia tertawa mengingat tingkah kakak satu satunya tadi.. manja.. itulah Rio jika sudah begitu sifatnya bisa kembali seperti anak umur 3 tahun.. jadi manja banget unyuuu :p
Sesaat kemudian Acha langsung kembali dengan seteko air hangat
Ia tau kalo Rio sudah manja gitu ga boleh di tinggal lama lama
“nah.. sekarang diiieeem!” kata Acha
“hmmm udah agak turun jadi 38.. nah tidur ya kak..” kata Acha
Diam terjalin diantara keduanya
“em cha..” panggil Rio menatap Acha yang masih sibuk mengompresnya
“ya kak..?”
“kita aneh ya? Harusnya kan kakak yang jagain kamu.. bukan kamu...” kata Rio
“udah gapapa.. kita saling menjaga oke?” kata Acha
“hmm makasih ya sayang..”
Acha mendekati tivi dan menyalakannya
“kembali ditemukan.. sesosok mayat yang tidak diketahui identitasnya meninggal dunia dalam keadaan tak wajar.. tak ditemukan satu pun luka memar di sekujur tuuhnya.. hanya ada bekas luka yang diduga gigitan di bagian lehernya”
“ah.. ganti cha...” kata Rio
PAGINYA...........................
Sinar matahari pagi yang sungguh menyilaukan masuk dengan melewati jendela kamar Rio, dan sukses mengganggu tidur si pemilik kamar
“hmmm” Rio terbangun layaknya vampire china yang dilepas kertas mantranya. *HAHHAHAHA*
Mata sipitnya mengedar ke seluruh kamar.. tangan kirinya meraba raba kepala Acha.. sedangkan tangan kanannya meraba raba meja kecil di samping tempat tidurnya, dan si mata sipitnya masih fokus melihat ke depan.. TV menyala ..
“chaa bangun cha!! Chaaa.. udah jam tujuh ini!” kata Rio yang mulai sadar sepenuhnya
“euuummm iya kak iya hooaaaemmm” kali ini Acha yang bangun kayak vampire china
“eh cha lo semalem nonton tipi lagi ya?” tanya Rio
“hmm iya.. “
“dan lupa matiin tipi lagi kan???”
“hehe tau aja..”
Akhirnya mereka bersiap ke sekolah setelah sebelumnya suhu tubuh Rio di periksa lagi oleh Acha.. dan menunjuk ke angka 37 angka yang terbilang agak normal untuk suhu tubuh manusia
Saat sarapan.. tivi di ruang tamu di nyalakan
“ditemukan mayat 2 orang siswa di SMA DERENVA, keduanya telah tewas dengan keadaan mengenaskan.. setelah di identifikasi.. kedua mayat itu adalah dealoves therevo dan grenshillaver vrensofa keduanya ditemukan gantung diri di atap ruang kesenian.. setelah di selidiki kemungkinan mereka menginggal sekitar jam 6-8 kemarin malam.. namun hingga sekarang belum di ketahui siapa pelaku tindak pembunuhan itu”
PRANGG
Piring yang dibawa Rio jatuh dan pecah
“......”
“kak..”
“.....”
“kak..”
“....”
“kak Rio!!!”
“hah?”
“kak kenapa?”
“itu..” kata Rio sambari menunjuk ke tivi”
“ya ampuuun!!! Kak!”
“cha! Kita harus ke sekolah sekarang!!”
Mereka pun melaju ke sekolah setelah sebelumnya membersihkan pecahan piring yang tadi jatuh..
Mereka menggunakan mobil milik Rio karna tiba tiba hujan deras melanda jakarta
Rio mengendarai mobil dengan sangat tidak santai perasaan takut-khawatir-sedih mencampuri hatinya.. keringat mulai bercucuran padahal pagi itu sangat dingin.. dengan kecepatan yang cukup tinggi akhirnya mereka sampai ke sekolah
“kakak! Kok pake ngebut segala sih?” tanya Acha
“sorry cha...”
“RIOOOO!!” panggil Cakka dan Deva dengan wajah pucat.. sedangkan Gabriel mengikuti dari belakang
“udah ga usah di jelasin gue udah tau!”
“trus sekarang gimana yo?” tanya Cakka
“kita serahin ke polisi.. kita ga bisa buat apa apa lagi... ” kata Rio berusaha tenang.. padahal.. hatinya mungkin lebih gundah dari semua orang
“lo yang sabar ya yo..” kata Deva
“hmm.. thanks dev..”
“emm tremenin gue cak dev, gue pengen liat mayat mereka..” kata Rio
“tapi yo.. nanti lo...” belum selesai Rio bicara
“KALO GA MAU GUE BISA SENDIRI!” bentak Rio cukup keras
Akhirnya Rio dan Deva memilih untuk diam dan mengikuti Rio ke TKP –TempatPerkaraKejadian- .... sedangkan Acha memilih untuk tetap ditempat.. dia tak mau mesti mendapat mimpi yang macam macam kalau melihat mayat Dea-shilla, mengingat ia memiliki ingatan fotografis yang sangat kuat
-TKP-
Mengenaskan.... satu kata itulah yang pertama terlintas pada pikiran kalian jika kalian melihat sosok mayat tak bernyawa itu.. namun lain halnya jika kalian adalah seorang psikopat seperti saya (NO!! GUE NORMAL!!) kalian akan berkata “hmm not bad.. tapi kurang bagus.. harusnya... begini begini begini....”
Mayat shilla masih terpampang di atas atap.. kedua matanya hilang jika kau menatap lurus kebawah maka kau akan menemukan 2 buah bola..-bola-mata-shilla- dan bibirnya terkoyak sangat lebar rambutnya yang dulu sangat tergerai panjang kini acak acak dan beberapa bagian tokak-botak-
tangannya terlihat bekas sayatan sayatan dengan darah yang tlah menghitam.. baju terusan berwarna putihnya telah berubah menjadi corak corak merah-yang-menghitam kakinya yang tampak dibedah menampakkan otot otot serta daging dan darah yang telah menghitam
Tak jauh tragis dari shilla. Dea juga masih digantung di atap.. bibirnya jelas terkoyak sama sepeerti shilla, bedanya matanya masih tetap utuh di tengkorak nya.. hanya saja kedua tangannya yang biasa menggandeng Rio kemana mana hilang..
sejurus dibawah mayatnya.. kedua tangan Dea tergeletak dilantai.. menyilangkan dan seakan menunjuk sesuatu.. kemeja putih-seragam-sekolah yang ia kenakan sekarang tercampur dengan bercak bercak darah.. sebuah pisau-bukan-perak menancap tajan tepat di dada sebelah kiri-jantung
Tubuh Rio seakan kehilangan otot dan tulang.. sistem koordinasi tubuhnya seakan berhenti bergerak.. rahangnya mengeras menatap sosok dua mayat tersebut.. layaknya penderita ataxia Rio diam tak berkutik.. perlahan ia mulai mengontrol sistem koordinasi tubuhnya agar menjauh mundur dari hadapan kedua mayat itu perlahan.. dan jatuh-terduduk-lemas di pinggir dinding
Kedua tangan Rio bergerak menutupi mukannya yang memerah ingatannya kembali berputar pada mimpi yang pernah terlintas beberapa hari yang lalu.. ya Rio menyesal.. menyesal tidak memperingatkan merekasecara langsung.. menyesal telah mengetahui sebelumnya namun tak dapat mencegahnya.. menyesa memiliki kemampuan yang menurutnya sangat menyusahkan
“AAAAAAAAAAAAARRRRGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHH DAMNN!!!!!!!!!!!!!!!”
“yo udah.. santai.. oke.. relaks.. kita keluar sekarang..” kata Cakka langsung memapah Rio keluat dari TKP
“yo! Ify hilang yo! IFY HILANG!!!” kata Agni tiba tiba muncul
“maksud lo?” tanya Deva
“iya.. dari kemaren siang Ify belum pulang ke rumahnya.. dan sampe sekarang ga ada kabar.. hp-nya di hubungi tapi katanya di luar jangkauan” kata Agni
BLANK...
BRUKK
Rio jatuh dan terduduk –again-
“hhh..cha..cha..hhh”
“lha yo.. yo!!“ Cakka dan yang lainnya bingung menatap Rio yang tiba tiba jatuh terduduk itu
Acha langsung mengambil sesuatu dari tas Rio obat? Ga tau deh itu apa
“Ify cha.. Ify bahaya...” kata Rio lirih
“hmm kakak minum dulu deh.” Kata Acha sambari menyodorkan minum
Setelah kondisi Rio agak mendingan mereka memulai diskusi untuk menyelamatkan Ify, di cafe terdekat.. wajar.. para murid di suruh pulang karna para polisi ingin menyelidiki lebih lanjut tentang kematian dua gadis itu
@cafe
“oke.. jadi lo tau ga yo tempatnya?” tanya Cakka
“lo yang sabar ya yo..” kata Deva
“hmm.. thanks dev..”
“emm tremenin gue cak dev, gue pengen liat mayat mereka..” kata Rio
“tapi yo.. nanti lo...” belum selesai Rio bicara
“KALO GA MAU GUE BISA SENDIRI!” bentak Rio cukup keras
Akhirnya Rio dan Deva memilih untuk diam dan mengikuti Rio ke TKP –TempatPerkaraKejadian- .... sedangkan Acha memilih untuk tetap ditempat.. dia tak mau mesti mendapat mimpi yang macam macam kalau melihat mayat Dea-shilla, mengingat ia memiliki ingatan fotografis yang sangat kuat
-TKP-
Mengenaskan.... satu kata itulah yang pertama terlintas pada pikiran kalian jika kalian melihat sosok mayat tak bernyawa itu.. namun lain halnya jika kalian adalah seorang psikopat seperti saya (NO!! GUE NORMAL!!) kalian akan berkata “hmm not bad.. tapi kurang bagus.. harusnya... begini begini begini....”
Mayat shilla masih terpampang di atas atap.. kedua matanya hilang jika kau menatap lurus kebawah maka kau akan menemukan 2 buah bola..-bola-mata-shilla- dan bibirnya terkoyak sangat lebar rambutnya yang dulu sangat tergerai panjang kini acak acak dan beberapa bagian tokak-botak-
tangannya terlihat bekas sayatan sayatan dengan darah yang tlah menghitam.. baju terusan berwarna putihnya telah berubah menjadi corak corak merah-yang-menghitam kakinya yang tampak dibedah menampakkan otot otot serta daging dan darah yang telah menghitam
Tak jauh tragis dari shilla. Dea juga masih digantung di atap.. bibirnya jelas terkoyak sama sepeerti shilla, bedanya matanya masih tetap utuh di tengkorak nya.. hanya saja kedua tangannya yang biasa menggandeng Rio kemana mana hilang..
sejurus dibawah mayatnya.. kedua tangan Dea tergeletak dilantai.. menyilangkan dan seakan menunjuk sesuatu.. kemeja putih-seragam-sekolah yang ia kenakan sekarang tercampur dengan bercak bercak darah.. sebuah pisau-bukan-perak menancap tajan tepat di dada sebelah kiri-jantung
Tubuh Rio seakan kehilangan otot dan tulang.. sistem koordinasi tubuhnya seakan berhenti bergerak.. rahangnya mengeras menatap sosok dua mayat tersebut.. layaknya penderita ataxia Rio diam tak berkutik.. perlahan ia mulai mengontrol sistem koordinasi tubuhnya agar menjauh mundur dari hadapan kedua mayat itu perlahan.. dan jatuh-terduduk-lemas di pinggir dinding
Kedua tangan Rio bergerak menutupi mukannya yang memerah ingatannya kembali berputar pada mimpi yang pernah terlintas beberapa hari yang lalu.. ya Rio menyesal.. menyesal tidak memperingatkan merekasecara langsung.. menyesal telah mengetahui sebelumnya namun tak dapat mencegahnya.. menyesa memiliki kemampuan yang menurutnya sangat menyusahkan
“AAAAAAAAAAAAARRRRGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHH DAMNN!!!!!!!!!!!!!!!”
“yo udah.. santai.. oke.. relaks.. kita keluar sekarang..” kata Cakka langsung memapah Rio keluat dari TKP
“yo! Ify hilang yo! IFY HILANG!!!” kata Agni tiba tiba muncul
“maksud lo?” tanya Deva
“iya.. dari kemaren siang Ify belum pulang ke rumahnya.. dan sampe sekarang ga ada kabar.. hp-nya di hubungi tapi katanya di luar jangkauan” kata Agni
BLANK...
BRUKK
Rio jatuh dan terduduk –again-
“hhh..cha..cha..hhh”
“lha yo.. yo!!“ Cakka dan yang lainnya bingung menatap Rio yang tiba tiba jatuh terduduk itu
Acha langsung mengambil sesuatu dari tas Rio obat? Ga tau deh itu apa
“Ify cha.. Ify bahaya...” kata Rio lirih
“hmm kakak minum dulu deh.” Kata Acha sambari menyodorkan minum
Setelah kondisi Rio agak mendingan mereka memulai diskusi untuk menyelamatkan Ify, di cafe terdekat.. wajar.. para murid di suruh pulang karna para polisi ingin menyelidiki lebih lanjut tentang kematian dua gadis itu
@cafe
“oke.. jadi lo tau ga yo tempatnya?” tanya Cakka
“hmm dari yang gue liat, daerah hutan.. di dalam vila kecil” kata Rio
“kalo gitu.. kita baru bisa besok dong..” kata Deva
Semua mata menuju padanya, meminta penjelasan atas maksudnya tadi
“oke.. jangan menatap aku seperti ituuu.. maksud gue hari ini kita selidiki dulu hutannya.. nah besok kita baru kesana” kata Deva
“apa ga terlambat dev?” tanya Rio
“hmm engga deh.. kalo liat dari kondisi shilla dea tadi gue ngerasa pelakunya sama.. tapi kayaknya Ify di culik oleh orang yang berbeda tapi tujuannya sama.. dan kalo penyelidikan gue bener.. shilla dan dea itu Cuma pembukaan doang, Ify itu klimaksnya.. dan itu ditujukan ke lo yo!” kata Deva
“maksud lo?” tanya Rio bingung
“tadi gue pura pura liat ke polisi, ada barang bukti gitu ada surat dan katanya surat itu diletakkan diantara tangan dea yang tadi di silangkan, yang isinya ‘ siapa saja yang ganggu pangeran gue bakal mati kayak mereka berdua.. dea yang katanya pacar pangeran.. shilla yang ngaku ngaku pacar pangeran’ nah.. dea kan pacar lo yo! Shilla ngejer ngejer lo.. ya kan?” tanya Deva
“terus Ify?dan berarti Ify jadi pancingan buat gue gitu?” tanya Rio
“ya gitu..”
“oke oke.. sekarang kita check hutan hutan yang ada di sekitar sini..” kata Rio..
“emm apa kita ga sebaiknya ikut ke pemakaman dea dan shilla” tanya Agni
“hmm.. oke kita kesana nanti sore kan?” kata Deva
“besok kumpul lagi di sini jam 8..” kata Deva lagi
“cakk.. dev.. lo bedua mesti hati hati.. perasaan gue ga enak” kata Rio setengah berbisik
“sip”
Setelah dilakukan otopsi dan visum pada mayat.kedua jenazah di serahkan kepada keluarga maring masing dan siap dimakamkam pukul 4 sore setelah ashar
@pemakaman
Suasana haru biru masih menyelimuti keluarga dan sanak saudara kedua jenazah yang di semayamkan di taman baka perceson
Setelah beberapa prosesi semua pelayat dan teman teman pulang ke rumah duka untuk yasinan, tinggallah Rio sendiri diantara dua gundukan tanah merah yang masih gembur..
Rio meratapi kedua nisan itu secara bergantian kacamata yang ia gunakan taksanggup menutupi kesediahan yag terpancar dari wajahnya.. tak ada tangis atau sungai kecil mengalir di kedua mata Rio hanya saja.. kedua matanya tampak merah.. merah semerah darah...
Malamnya di rumah Cakka...
Malam ini Cakka memutuskan untuk menggenjreeng gitarnya
“hmm.. gue kok ngerasa ini ada hubungannya dengan dia ya?” kata Cakka lirih
“hmm.. okelah kalo gtu gue sekarang mau ke rumah dia.. ajak Rio ga ya?”
“ahhh ga deh..”
Cakka pun menaruh sembarang gitarnya dan mengambil jaketnya.. lau pergi dengan motornya
Di tempat tujuan Cakka...
“dugaan gue bener! Anak itu memang ga beres..” gumam Cakka
@rumah Rio
Drrrrt drrrrt drrrrt drrrrt
handphone Rio berbunyi
“kalo gitu.. kita baru bisa besok dong..” kata Deva
Semua mata menuju padanya, meminta penjelasan atas maksudnya tadi
“oke.. jangan menatap aku seperti ituuu.. maksud gue hari ini kita selidiki dulu hutannya.. nah besok kita baru kesana” kata Deva
“apa ga terlambat dev?” tanya Rio
“hmm engga deh.. kalo liat dari kondisi shilla dea tadi gue ngerasa pelakunya sama.. tapi kayaknya Ify di culik oleh orang yang berbeda tapi tujuannya sama.. dan kalo penyelidikan gue bener.. shilla dan dea itu Cuma pembukaan doang, Ify itu klimaksnya.. dan itu ditujukan ke lo yo!” kata Deva
“maksud lo?” tanya Rio bingung
“tadi gue pura pura liat ke polisi, ada barang bukti gitu ada surat dan katanya surat itu diletakkan diantara tangan dea yang tadi di silangkan, yang isinya ‘ siapa saja yang ganggu pangeran gue bakal mati kayak mereka berdua.. dea yang katanya pacar pangeran.. shilla yang ngaku ngaku pacar pangeran’ nah.. dea kan pacar lo yo! Shilla ngejer ngejer lo.. ya kan?” tanya Deva
“terus Ify?dan berarti Ify jadi pancingan buat gue gitu?” tanya Rio
“ya gitu..”
“oke oke.. sekarang kita check hutan hutan yang ada di sekitar sini..” kata Rio..
“emm apa kita ga sebaiknya ikut ke pemakaman dea dan shilla” tanya Agni
“hmm.. oke kita kesana nanti sore kan?” kata Deva
“besok kumpul lagi di sini jam 8..” kata Deva lagi
“cakk.. dev.. lo bedua mesti hati hati.. perasaan gue ga enak” kata Rio setengah berbisik
“sip”
Setelah dilakukan otopsi dan visum pada mayat.kedua jenazah di serahkan kepada keluarga maring masing dan siap dimakamkam pukul 4 sore setelah ashar
@pemakaman
Suasana haru biru masih menyelimuti keluarga dan sanak saudara kedua jenazah yang di semayamkan di taman baka perceson
Setelah beberapa prosesi semua pelayat dan teman teman pulang ke rumah duka untuk yasinan, tinggallah Rio sendiri diantara dua gundukan tanah merah yang masih gembur..
Rio meratapi kedua nisan itu secara bergantian kacamata yang ia gunakan taksanggup menutupi kesediahan yag terpancar dari wajahnya.. tak ada tangis atau sungai kecil mengalir di kedua mata Rio hanya saja.. kedua matanya tampak merah.. merah semerah darah...
Malamnya di rumah Cakka...
Malam ini Cakka memutuskan untuk menggenjreeng gitarnya
“hmm.. gue kok ngerasa ini ada hubungannya dengan dia ya?” kata Cakka lirih
“hmm.. okelah kalo gtu gue sekarang mau ke rumah dia.. ajak Rio ga ya?”
“ahhh ga deh..”
Cakka pun menaruh sembarang gitarnya dan mengambil jaketnya.. lau pergi dengan motornya
Di tempat tujuan Cakka...
“dugaan gue bener! Anak itu memang ga beres..” gumam Cakka
@rumah Rio
Drrrrt drrrrt drrrrt drrrrt
handphone Rio berbunyi
Cakka’s calling
“yo.. gue tau pelakunya! Besok gue kasih tau tempatnya..” kata Cakka
“oke oke.. sekarang lo dimana?” tanya Rio
“otw ke rumah”
“sip sampe ketemu besok...”
Back to Cakka..
Cakka meng-sms tempat itu ke Rio
“okey sekarang gue balik...”
Saat Cakka akan menggunakan helmnya tiba tiba.....
BUGGGG
“aw..”
Seseorang telah memukul tengkuk (leherbelakang) Cakka
“yo.. gue tau pelakunya! Besok gue kasih tau tempatnya..” kata Cakka
“oke oke.. sekarang lo dimana?” tanya Rio
“otw ke rumah”
“sip sampe ketemu besok...”
Back to Cakka..
Cakka meng-sms tempat itu ke Rio
“okey sekarang gue balik...”
Saat Cakka akan menggunakan helmnya tiba tiba.....
BUGGGG
“aw..”
Seseorang telah memukul tengkuk (leherbelakang) Cakka
BRUKK
“anak kecil.. ini bukan saatnya main detektif detektif-an” kata orang yang memukul Cakka lalu menyeret paksa Cakka masuk ke vilanya
“om apa apaan ini?” tanya orang yang kedua yang tiba tiba muuncul dari balik pintu
“halah diam kamu!!!” bentak orang yang dipanggil om itu
“ga bisa gini om!!”
BUGGG
BRUUKKK
“dasar anak anak... ganggu aja bisanya!!”
@Rio’s home
Drrrt drrrt
1 neue postfach
From = Cakka Nuraga
“rumah om lo! Dan gue rasa gue bener”
“hah? Om Arif??? Pasti Cakka ngaco deh.. “ kata Rio cukup terkejut melihat sms dari Cakka,
Tidak susah untuk menemukan om si Rio.. karna Rio hanya memiliki satu om.. Arif.. dan selama ini Arif tak pernah berbuat atau sekedar berniat jahat padanya.. well. Itu baru pemikiran Rio kan?
“okey.. mungkin gue mesti tidur dulu..” kata Rio
*skip time.. maaf penulis malas menceritakan bagaimana gaya Rio tidur :p *
Paginya.....
“KAK RIOOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!!!!! UDAH SIANG!!!!!!! KATANYA MAU KUMPUL!!!!!!” toa Acha dari luar kamar
“ahhh.. iyaaa” kata Rio pelan
“errrr cepet!!!”
30menit kemudian...
“cha.. kamu ikut?” sapa Rio dari meja makan
“mungkin enggak kak.. Acha ada janji sama temen Acha..”
“hmmm lemme guess who..ozy...??” tebak Rio
“brilliant!! Yeah yeah yeah..” kata Acha joget ga keruan =__=””
“udahlah cha hahaha lo imut banget tau...” kata Rio mencubit pipi Acha
“ih ga nyambung!” kata Acha
“hehe pembalasan yang kemaren..” kata Rio naik turunin alisnya
“ih kakak iiih...”
Drrrrt drrrrt drrrrt drrrt
“cha.. gempa ya? Kok mejanya geter?” tanya Rio
“ih kakak! Itu hapenya geter..” kata Acha
“oh hahahha..”
Deva’s calling
“halo dev..” sapa Rio
“GAWAT!!!! URGENT!!! URGENT!!!” kata Deva teriak ga sante
“apanya? Santai santai oke relax..”
“hh.. Cakka.. LOST!!!!!!!!!!!!!!!”
“WHAT THE??????? DON’T KIDDING ME NOW!!! IT ISN’T FUNNY DEV!!!!”
“nyante woooi!!!! Gue juga ga becanda! Ini nyata yo!! Nyokapnya Cakka bilang.. semalem dia pergi dan ga balik balik..trus hapenya di telpon ga aktif,...” kata Deva dari ujung telpon
‘jangan jangan...’
“Helllloo riioo!! Your soul is still there kan????” kata Deva
“eh.. iya.. emm sekarang kita ke drevenzel cafe.. inget Cuma berdua.. bilang ke Agni sama Gabriel... ga usah ikut bilang aja batal hari ini..” kata Rio
“oke tunggu gue..” kata Deva
“cha.. kakak pergi duluan ya.. hati hati jalan sama ozy.. jangan ke mall charyyzy bahaya..” kata Rio lalu menge-cup ato lebih biasa dikenal dengan mencium kening Acha
“kakak juga hati hati ya kak..” kata Acha
“always...”
@cafe drevenzel
“so.. maksud lo apa yo?” kata Deva
“nih.. ini sms terakhir yang gue terima dari Rio..” kata Rio
“om lo? Om Arif?” tanya Deva
“yeah..dan entah dorongan apa.. tapi gue yakin banget clue itu bener...” kata Rio
“jadi kita kesana?” tanya Deva agak ragu
“yeh.. harus!”
“tapi yo resiko lo gede.. lo bisa mati..” kata Deva
“maksud lo?” tanya Rio bingung
“gini.. lo itu satu satunya penghalang dari om lo buat dapetin seluruh kekayaan bokap lo dan sodara kembar bokap lo..Acha.. dia ga kan jadi penghalang, yah mengingat Acha hanya anak angkat..” kata Deva lirih
“tapi om Arif ga gila harta dev!” kata Rio mulai emosi
“jangan emosi dulu.. inget yo.. uang itu bisa menggelapkan mata orang!! Inget!” kata Deva
“hhhh oke.. apapun resikonya.. demi Cakka dan Ify.. gue bakal lakuin dev..”
“lo cinta sama Ify?” tanya Deva
“hhh .. emmm .. gatau deh..” kata Rio ragu
“well whatever in your heart.. gue dukung lo nyelametin mereka.. so kapan kita mulai?” tanya Deva
“siang ini!...”
“well sekarang kita ngapain?” tanya Deva
“Dev.. lo punya kan?” tanya Rio
“apa?” tanya Deva bingung
“bokap lo polisi kan?” tanya Rio menyeringai.. dan untuk pertama kalinya lah Deva melihat sesuatu hal dari Rio yang membuat Rio tampak sangat mirip dengan Gabriel..... taring.... dan matanya.. merah???
Dengan ragu dan agak takut Deva menjawab “i..iya...”
“sekarang kita ke rumah lo....” kata Rio masih dengan seringai mengerikan
@Deva’s home
“ortu lo?” tanya Rio tiba tiba.. cukup membuat Deva takut karna sejak percakapan terakhir tadi.. dan selama di mobil.. Rio hanya diam sambil sesekali menyeringai.. menampakkan taringnya.. dan jelas sekali itu membuat Deva bergidik bgeri
“emm bonyok ke LN.. rumah kosong...’ kata Deva
“bagus,...”
“hah?”
“brankas bokap lo dimana?” tanya Rio
“HAH? Lo mau maling?”
“udah diem aja! Dimana?” tanya Rio
“emm kamar..” lalu Deva mengantar Rio ke kamar bokapnya.. Rio memandang kamar itu dengan fokus tinggi.. lalu berjalan ke brankas..
“lo tau kodenya dev?” tanya Rio
Deva menggeleng..
“harusnya lo mengenal bokap lo.. eumm dia dukung negara mana di FWC2010?” Tanya Rio
“dia dukung ***********************” kata Deva
“hmm.. oke.. “ lalu Rio mendekati brankas itu..
Deretan abjad dan angka serta kenop dan kunci terpampang di brankas itu...
“NC 1253HZ6....” gumam Rio sambari menekan tombol tombol di situ
Dan...
CKLEKK..
“kok bisa?” tanya Deva
“i dunno..” jawab Rio enteng
“hhh... entar ganti ya..” kata Deva
“iya..” kata Rio lalu mengambil barang yang ia butuhkan..
“ni buat lo.. ni buat gue..” kata Rio
Deva menatap Rio bingung... untuk apa Rio memberinya shot gun
“well.. sedia payung sebelum hujan dev.. gue rasa kita menghadapi seorang PSIKOPAT” kata Rio enteng BANGET
“oke..”
“hmm bilang ayah lo nih kodenya.. “.qfdmshm. dmfk.mc ro.mxnk aq.yhk” “ kata Rio
“apaan tuh?” tanya Deva
“negara jagoan gue :p” kata Rio
“elah kirain apa gitu..” kata Deva dengan tampang meremehkan
“emang lo tau apa?” tanya Rio balik balas dengan tampang meremehkan..
“kaga..” kata Deva senyum senyum gaje
“udahlah.. mending kita ke villa itu sekarang.. gue ga mau kita terlambat..” kata Rio
*skip time*
“jadi.. lewat sini?” tanyaDeva
“iya... ini jalan ke villa lama gue..” kata Rio
“lo yakin ga minta bantuan polisi?” tanya Deva
“dan.. memastikan dua temen kita senasib dengan shilla dea?” Tanya Rio
“oke..”
“inget dev.. kalo penyelidikan lo bener.. gue 100% yakin yang kita hadapi sekarang itu adalah seorang PSIKOPAT” kata Rio
“okelah.. gue serahin sepenuhnya ke lo yo..” kata Deva
Setelah lebih dari 30menit mereka berjalan tanpa henti melewati hutan yang lebat.. (dijakarta ada juga yang kayak gt :p hahahah #ngaco) akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah.. eh bukan istana yang super gede..
Putih mendominasi warna gedung itu.. putih.. bahkan terlalu putih.. dengan kiasan kartu kartu dalam 52-playingcard jack-queen-joker-king -ace yah.. Deva hanya menatap rumah itu cengo.. jujur banyak hal dari Rio yang tak pernah ia tau sebelumnya.. tapi sekarang? Semua terbongkar satu per satu
“yeh.. welcome to my wierd magic villa..’ kata Rio
“eh?”
“yup villa ini punya bokap.. mengingat siapa bokap gue sebelum jadi pengusaha.. lo mesti hati hati di sini.. banyak surprise yang kadang ga berguna..” kata Rio datar
Deva hanya memutar memorinya.. hmm benar juga.. ayah Rio adalah magician sukses yang akhirnya memilih dunia perbisnisan.. leonardo... maRio leonardo.. anak dari nadia dremaries leonardo dan donnyver leonardo... leonardo.... leonardo...
“Devaa..” Rio memanggil Deva dengan tatapan kesal
“mau masuk ga sih?? Daritadi gue panggilin juga!” kata Rio kesal
“heheh iya..”
Mereka terpaku menatap pintu itu.. ga ada gagang hanya dua pintu polos.. polos sekali..
“ini buka-nya gimana??” tanya Deva.. lalu ia menatap Rio yang tak lagi berdiri disampingnya..
“ilusi sempurna..crazypianist on ace of spade...” kata Rio.. tatapannya kosong.. tangannya menggerayangi permukaan dinding lalu menekan sesuatu...
“daddy.. i always smarter than you..” gumam Rio tak jelas lalu pintu di depan Deva terbuka, Deva yang tak mengerti apa apa hanya terdiam dan pasang tampang cengo
“ayo masuk..” kata Rio datar
Deva hanya mengangguk lalu mengekori Rio.. di kepalanya tersimpan berjuta juta pertanyaan tentang kebingungannya tentang Rio.. sosok yang sangat aneh
“sudah jangan kau pikirkan aku ini apa.. ikuti aku saja.. nanti juga semua akan jelas..” kata Rio tiba tiba
Deva menelusuri tiap tiap inci dari ruang tamu itu.. sedangkan Rio hanya terpaku di tengah ruang.. menatap kosong sebuah lukisan di depannya “9 naga.. ” gumam Rio.. tertulis di atasnya
Deva mengengar gumamman Rio itu langsung mendekat ke arah Rio
“9? Itu tuh 10..” kata Deva menghitung jumplah naga
Rio memegang lukisan itu.. dan menggesernya
“sekarang coba kau hitung yel...” kata Rio
“hmm 1.2.3...9!” teriak Deva
Rio mendorong lukisan itu..
Dan terpampanglah pendangan yang sangat miris baginya..
Ify...
Cakka...
Gabriel???
“IFY! CAKKA! GABRIEL???” teriak Deva histeris
Ify di-ikat disebuah kursi dengan mulut di plakban(???) dan pipi yang memerah .. tampaknya bekas tamparan..
Cakka tergeletak dengan tangan dan kaki di ikat menjadi satu dan luka memar di kepala dan pipi yang membiru
Sedangkan Gabriel terlihat di rantai kaki tangannya di kerangkeng jendela dengan tubuh cukup mengenaskan.. besetan bekas di cambuk telah menodai kulit putih pucatnya.. dan punggungnya tampak memerah terbakar sinar matahari
“hmmmmmpppthh” erang Deva yang masih tertinggal di belakang Rio
Rio menoleh dan dilihatnya lah Deva sudah dalam keadaan pingsan di peluk dari belakang oleh seseorang tak berdaya dengan pisau di lehernya
Orang itu menyeringai dan menampakkan gigi taringnya.. matanya tampak sangat merah semerah darah- ya dia Arif.. orang yang selama ini menjadi wali bagi Rio.. orang yang selama ini Rio anggap orang terbaik yang pernah singgah di hidupnya..
“apa yang kau lakukan pada teman temanku?” tanya Rio kesal
“pembukaan yo.. ya.. agar tak ada yang menghalangi ku..” kata orang itu
Rio mengancungkan pistolnya.. pistol [era yang Rio isi dengan –silver-bullet
“uuuu riiioo.. takuuuuut” kata orang itu belaga banci
“oh kau lupa? Aku punya dia..” kata orang itu lagi sambil mengancungkan kembali pisaunya ke leher Deva
“WHAT EVER!!”
DOORRR
Metal (pisau) yang di pegang Arif terpental..
“waw.. a best sniper.. as you father.. yeah but.. never smarter than him Rio.. remember who i am? Tanya orang itu sambil memamerkan gigi gigi taringnya yang siap menerkam Deva yang masih dalam pelukannya
“okey!! What do you want from me????” tanya Rio kesal
“cukup 1 tanda tangan yo.. dan kau akan ku bebaskan..” kata orang itu
“NEVER!!!!!!” teriak Rio..
“egois...” kata orang itu
“KAU PSIKOPAT!!!” teriak Rio .. dan dengan satu gerak cepat Rio melemparkan pisau ke orang itu
SREEET
“aw.. not bad..” kata orang itu.. yah pisau tadi hanya menggores pipinya
Orang itu menyeka darahnya dengan jari dan meneguk kembali darahnya
Rio menatap dengan tatapan kosong
Dan dengan fasthand orang itu melempar Deva sekenanya dan langsung memukul tengkuk Rio yang lengah dengan sikunya
**********
RIO POV
Kepalaku terasa sakit sekali.. aku ingin menyentuhnya tapi saat kucoba menarik tangankku rasa sakit menyeruak di pergelangan tangan ku.. punggungku terasa terbakar.. beberapa bagian di perut ku terasa sangat perih aku mulai mencoba membuka mata.. pandanganku cukup kabur untuk menatap jelas sesuatu di depanku.. aku menunduk menatap perutku.. tergambar jelas garis garis merah yang kini mengeluarkan darah yang cukup mengalir dengan deras di tubuhku “cambuk?” pikirku
CTAASSS
CTAAASS
CTAASS
“AAAAAAAAAAARRRRGGGHH”
Suara apa itu? Aku berusaha mengangkat kepalaku-meski-pusing-masih-melanda kini jelas terlihat.. Gabriel... sedang dicambuk.. tapi dia sudah tidak di rantai lagi.. Deva masih terpejam ... tapi juga tidak di ikaat. Sedangkan Cakka dan Ify telah sadar dan diikat, aku menatap lurus kedepan melihat siapa yang mencambuk Gabriel
“ARIIIIF!!!!!!! PSIKOPAT LO!!!!!! SIALAN!!!” teriakku
“oooh pangeran sudah sadar rupanya.. emm kurasa kau sudah kangen dengan cambukku ini.. eh?” tanya Arif senang
“SIALAN LO!!! BULLSHIT TAU !!!” caci Rio
“mulut mu itu.. mau ku cambuk juga?” tanya Arif kesal
“berani kau” tanya ku menantang
“SIALAN!!” bentak Arif
“STOOP!! JANGAN KAU GANGGU RIO!! CUKUP AKU SAJA!!” kata Gabriel
Aku menatap Gabriel heran, dia membelaku? Atas dasar apa?
“sesuai janji om kan? Om ga kan bunuh Rio!” kata Gabriel
“oh lo tuh bego banget ya cak..” kata Arif
“terserah! Yang penting satu om AKU CINTA MATI SAMA RIO!!”teriak Gabriel
Aku memandangnya cengo.. Cakka dan Ify bingung..
Penulis cerita gila ini malah tertawa sesuka hati
“gab.. lo ga salah? Gue cowok!!” kata Rio
“TERSERAH!! MAU LO COWOK KEK!! CEWEK KEK!! JIN KEK!! GUE TETEP CINTA MATI SAMA LO YO!!! SUMPAH ATAS NAMA VAMPIR TERTINGGI GUE CINTA SAMA LO!!!!” kata Gabriel
Aku bingung mau meanggapinya bagaimana.. aku menatap langit langit seseorang tengah berguling guling di atas sana.. tertawa.. kurasa ia menertawakan alasan Gabriel.. Gabriel mencintai ku? Gay?? dan yang sosok satunya menatap Gabriel senang, dan menunjukan satu jempol yang tampaknya ia arahkan ke arah.. Arif??
merekalah writer’s saikosoul dan writer’s realsoul.. dan mau bagaimana juga kalian harus percaya.. sang penulis itu sama sekali tidak menitikan air mata atau sekedar merasakan belas kasihkan kepada ku ataupun Gabriel.. kurasa ia mulai tertular penyakit psikopat Arif..
Tawa Arif meledak
“HUAHAHAHHAHAHAHAHAHA Gabriel Gabriel!! Cinta mu tak hanya terlarang oleh kesamaan gender!! Asal kau tau! KAU DAN DIA SE AYAH!!!!!” teriak Arif makin menggila, aku menatapnya aneh lalu menatap kembali kearah penulis.. realsout tertawa.. tawa miris yang berhenti.. berganti menjadi tatapan iba yang juga menampakkan kesediahan
Aku menghela napas lega.. setdaknya ia masih cukup normal... kembali ke dalam alur cerita...
“APA?????” teriakku dan Gabriel kompak
“ya ya ya.. tak ada yang tau memang.. bahwa seorang donnyver leonardo itu MANDUL hmm kita REPAT YA!! MANDULLLLL!!!!” Arif tertawa bangga
(huakakkakaka) aku menatap kembali penulis realsoul tertawa..
“ asal kau tau yo.. kau itu anak biologis dari nadia dan doddy.. dan lo cak.. lo anak biologis dari ara dan doddy” kata Arif tertawa bak vampir lepas
***
Sosok Arif mendekati Ify.. orang yang akhir akhir ini mengisi mimpiku takhanya pada segerombolan pengelihatan masadepan.. tapi juga di mimpi mimpi indah –yah aku juga manusia-
“hmm ini kah wanita yang kamu sukai itu RIO?” tanya Arif mengeraskan suaranya sambil membelai lembut pipi Ify
Entah dorongan apa yang aku miliki.. aku berhasil meruntuhkan rantai yang sedaritadi menyatukanku dengan kerangkeng jendela tadi
Aku mendekati Arif tapi.. dia terkekeh??
***
Dan dengan sekelabat timing dan gerak sangat cepat dia sudah di belakangku dan bersiap memunusukku dengan pisau –metalic??-
1..
2..
3...
JLEBB
CROOOT
“AAAAARGGGH” seseoarang mengerang dan bukan aku pastinya
Eh?? Aku tak merasakan sediktpun darah atau luka..
Aku menoleh kebelakang ku...
“GABRIEL!!!!!!” teriakku
******
Normal POV
Rio langsung menonjok Arif dengan sangat kesal.. itu cukup membuat Arif jatuh tersungkur.. Rio langsung kembali mendatangi Gabriel
“yo.. maafin gue..” kata Gabriel mencoba berbicara .. dan pastinya itu menyebabkan cukup bayak darah keluar dari mulutnya
“jangan banyak omong cak.. tahan dulu.. gue yakin lo selamet..” kata Rio yang berusaha mengangkat Gabriel
Arif mulai berangkat dan bersiap menembak Rio dari belakang namun tiba tiba
“RIIIIOOOOOO!!!!!!” jerit Ify
DOOORRR
Rio menoleh dan cipratan darah hitam mengenai sekujur tubuhnya
********
“silver bullet.... my lovely drunk... “ kata Deva dengan tangan siaga menembak orang (gila dev lo minum itu?? )
Yahh Arif lah yang tertembak.. dan Deva yang menembaknya
“danke dev..” kata Rio tersenyum
Jasad Arif menghilang dari hadapan mereka..
Deva menurunkan pistolnya dan menyimpannya kembali.. dengan perlahan ia membuka ikatan yang melingkar di tangan Ify dan Cakka.. lalu ia membantu Rio mengangkat Gabriel keluar villa dan membawanya ke dalam mobil
“yo.. maafin gue..” kata Gabriel lirih
Rio Yang sedari tadi sibuk menyetir menoleh ke arah Gabriel yang tergolek lemah di pangkuan Ify bibirnya membiru kulit putih pucatnya mengeluarkan banyak keringat
“salah lo apa yel?” tanya Rio mencoba tenang
“g..gue.. gue.. yang.. bunuh shilla.. dea” aku Gabriel
1 detik....
2 detik...
3 detik...
Dan...
“APA????” koor suara yang di donimasi suara Rio merebak di mobil itu, entah kenapa tak ada gerak refleks dan apa para penumpang itu cukup lemot untuk mencerna kata demi kata yang Gabriel ucapkan?
Seorang nenek nenek tiba tiba melintas di jalan yang dilalui mobil Rio
“RIO AWAS!!!!!”
CIIIIIT
BRUKK
Semua penumpang terlempar kedepan karna Rio tadi melakukan rem dadakan..
Setelah keadaan cukup tenang mereka melanjutkan perjalanan
“ga ada yang luka kan?” kata Rio memastikan
“ga...” jawab yang lain
“sorry gue tadi ngerem dadakan.. dan yel.. apa alasan lo bunuh shilla sama dea?” kata Rio
“gue.. gue cemburu yo.. dan gue suka sama lo..” kata Gabriel
“tapi.. kok.. lo bisa..?”
“gue.. rasa.. jiwa gue ada dua yo, psikopat.. gue juga ga tau yo.. jiwa itu dominan di tubuh gue..”
“oke.. sekarang gue mau nanya lo vampir?” tanya Rio mencoba tenang setelah pengakuan Gabriel tadi
“gue bukan.. tapi fisik gue iya.. dan gue sama sekali ga ada hasrat minum darah.. sama kayak lo.. kita Cuma keturunan” kata Gabriel
“om Arif?”
“dia murni.. dan beberapa pembunuhan akhir akhir ini dia lah yang membunuhnya” jelas Gabriel
Suasana hening menyelimuti mobil itu
“yo.. good bye...” kata Gabriel tiba tiba
Lalu secara tiba tiba pula jasad Gabriel menghilang perlahan demi perlahan sosok yang sedari tadi di peluk Ify lenyap bak di telan bumi..
“Gabriel dia.....” kalimat Rio menggantung
Rio hanya menghela napas dan memutar stirnya yang tadinya bertujuanke rumah sakit malah kembali ke rumahnya
“kok ke rumah lo yo?” tanya Deva
“emang mau ngapain ke RS lagi? Gabriel juga udah lenyap...” kata Rio lirih
“luka lo?” tanya Deva melirik Rio yang hanya menggunakan jeansnya, kaosnya tadi telah dilempar Arif keluar villa dan tidak ditemukan.. jadilah luka luka yang menampang di tubuh Rio itu terpampang jelas dan menimbulkan tatapan miris tak hanya teman temannya yang ada di dalam mobil itu.. namun juga orang orang yang dilewati mobil itu
“ga usah lah.. biarin nanti juga sembuh sendiri” kata Rio
Sesampainya di rumah Rio, Cakka dan Ify langsung menelpon orang tua mereka lalu menghempaskan tubuh masing masing di sofa rumah Rio mengikuti apa yang tadi Deva dan Rio telah lakukan, mereka mencoba menenangkan diri.. mencoba menghapus ingatan mereka tentang apa yang 3hari belakangan mereka lalui ingatan yang mereka anggap sebagai ingatan terburuk yang mereka alami
Ify beranjak dari sofa.. lalu pergi ke dapur dan kembali dengan kotak p3k
Ia mulai mengobati luka di kepala Cakka lalu beranjak mendekati Rio yang tertidur... dengan perlahan Ify mengobati luka luka di sekujur tubuh Rio
“thanks fy..” kata Rio pelan
“sama sama.. lo istirahat ya.. “ kata Ify
“iya.. sebaiknya kalian pulang deh..” kata Rio
“yoi.. kita pulang ya..” kata Cakka
Lalu Cakka Deva dan Ify pergi menginggalkan Rio sendirian
4 minggu kemudian......
“eh liburan yukk” kta Cakka
“anak kecil.. ini bukan saatnya main detektif detektif-an” kata orang yang memukul Cakka lalu menyeret paksa Cakka masuk ke vilanya
“om apa apaan ini?” tanya orang yang kedua yang tiba tiba muuncul dari balik pintu
“halah diam kamu!!!” bentak orang yang dipanggil om itu
“ga bisa gini om!!”
BUGGG
BRUUKKK
“dasar anak anak... ganggu aja bisanya!!”
@Rio’s home
Drrrt drrrt
1 neue postfach
From = Cakka Nuraga
“rumah om lo! Dan gue rasa gue bener”
“hah? Om Arif??? Pasti Cakka ngaco deh.. “ kata Rio cukup terkejut melihat sms dari Cakka,
Tidak susah untuk menemukan om si Rio.. karna Rio hanya memiliki satu om.. Arif.. dan selama ini Arif tak pernah berbuat atau sekedar berniat jahat padanya.. well. Itu baru pemikiran Rio kan?
“okey.. mungkin gue mesti tidur dulu..” kata Rio
*skip time.. maaf penulis malas menceritakan bagaimana gaya Rio tidur :p *
Paginya.....
“KAK RIOOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!!!!! UDAH SIANG!!!!!!! KATANYA MAU KUMPUL!!!!!!” toa Acha dari luar kamar
“ahhh.. iyaaa” kata Rio pelan
“errrr cepet!!!”
30menit kemudian...
“cha.. kamu ikut?” sapa Rio dari meja makan
“mungkin enggak kak.. Acha ada janji sama temen Acha..”
“hmmm lemme guess who..ozy...??” tebak Rio
“brilliant!! Yeah yeah yeah..” kata Acha joget ga keruan =__=””
“udahlah cha hahaha lo imut banget tau...” kata Rio mencubit pipi Acha
“ih ga nyambung!” kata Acha
“hehe pembalasan yang kemaren..” kata Rio naik turunin alisnya
“ih kakak iiih...”
Drrrrt drrrrt drrrrt drrrt
“cha.. gempa ya? Kok mejanya geter?” tanya Rio
“ih kakak! Itu hapenya geter..” kata Acha
“oh hahahha..”
Deva’s calling
“halo dev..” sapa Rio
“GAWAT!!!! URGENT!!! URGENT!!!” kata Deva teriak ga sante
“apanya? Santai santai oke relax..”
“hh.. Cakka.. LOST!!!!!!!!!!!!!!!”
“WHAT THE??????? DON’T KIDDING ME NOW!!! IT ISN’T FUNNY DEV!!!!”
“nyante woooi!!!! Gue juga ga becanda! Ini nyata yo!! Nyokapnya Cakka bilang.. semalem dia pergi dan ga balik balik..trus hapenya di telpon ga aktif,...” kata Deva dari ujung telpon
‘jangan jangan...’
“Helllloo riioo!! Your soul is still there kan????” kata Deva
“eh.. iya.. emm sekarang kita ke drevenzel cafe.. inget Cuma berdua.. bilang ke Agni sama Gabriel... ga usah ikut bilang aja batal hari ini..” kata Rio
“oke tunggu gue..” kata Deva
“cha.. kakak pergi duluan ya.. hati hati jalan sama ozy.. jangan ke mall charyyzy bahaya..” kata Rio lalu menge-cup ato lebih biasa dikenal dengan mencium kening Acha
“kakak juga hati hati ya kak..” kata Acha
“always...”
@cafe drevenzel
“so.. maksud lo apa yo?” kata Deva
“nih.. ini sms terakhir yang gue terima dari Rio..” kata Rio
“om lo? Om Arif?” tanya Deva
“yeah..dan entah dorongan apa.. tapi gue yakin banget clue itu bener...” kata Rio
“jadi kita kesana?” tanya Deva agak ragu
“yeh.. harus!”
“tapi yo resiko lo gede.. lo bisa mati..” kata Deva
“maksud lo?” tanya Rio bingung
“gini.. lo itu satu satunya penghalang dari om lo buat dapetin seluruh kekayaan bokap lo dan sodara kembar bokap lo..Acha.. dia ga kan jadi penghalang, yah mengingat Acha hanya anak angkat..” kata Deva lirih
“tapi om Arif ga gila harta dev!” kata Rio mulai emosi
“jangan emosi dulu.. inget yo.. uang itu bisa menggelapkan mata orang!! Inget!” kata Deva
“hhhh oke.. apapun resikonya.. demi Cakka dan Ify.. gue bakal lakuin dev..”
“lo cinta sama Ify?” tanya Deva
“hhh .. emmm .. gatau deh..” kata Rio ragu
“well whatever in your heart.. gue dukung lo nyelametin mereka.. so kapan kita mulai?” tanya Deva
“siang ini!...”
“well sekarang kita ngapain?” tanya Deva
“Dev.. lo punya kan?” tanya Rio
“apa?” tanya Deva bingung
“bokap lo polisi kan?” tanya Rio menyeringai.. dan untuk pertama kalinya lah Deva melihat sesuatu hal dari Rio yang membuat Rio tampak sangat mirip dengan Gabriel..... taring.... dan matanya.. merah???
Dengan ragu dan agak takut Deva menjawab “i..iya...”
“sekarang kita ke rumah lo....” kata Rio masih dengan seringai mengerikan
@Deva’s home
“ortu lo?” tanya Rio tiba tiba.. cukup membuat Deva takut karna sejak percakapan terakhir tadi.. dan selama di mobil.. Rio hanya diam sambil sesekali menyeringai.. menampakkan taringnya.. dan jelas sekali itu membuat Deva bergidik bgeri
“emm bonyok ke LN.. rumah kosong...’ kata Deva
“bagus,...”
“hah?”
“brankas bokap lo dimana?” tanya Rio
“HAH? Lo mau maling?”
“udah diem aja! Dimana?” tanya Rio
“emm kamar..” lalu Deva mengantar Rio ke kamar bokapnya.. Rio memandang kamar itu dengan fokus tinggi.. lalu berjalan ke brankas..
“lo tau kodenya dev?” tanya Rio
Deva menggeleng..
“harusnya lo mengenal bokap lo.. eumm dia dukung negara mana di FWC2010?” Tanya Rio
“dia dukung ***********************” kata Deva
“hmm.. oke.. “ lalu Rio mendekati brankas itu..
Deretan abjad dan angka serta kenop dan kunci terpampang di brankas itu...
“NC 1253HZ6....” gumam Rio sambari menekan tombol tombol di situ
Dan...
CKLEKK..
“kok bisa?” tanya Deva
“i dunno..” jawab Rio enteng
“hhh... entar ganti ya..” kata Deva
“iya..” kata Rio lalu mengambil barang yang ia butuhkan..
“ni buat lo.. ni buat gue..” kata Rio
Deva menatap Rio bingung... untuk apa Rio memberinya shot gun
“well.. sedia payung sebelum hujan dev.. gue rasa kita menghadapi seorang PSIKOPAT” kata Rio enteng BANGET
“oke..”
“hmm bilang ayah lo nih kodenya.. “.qfdmshm. dmfk.mc ro.mxnk aq.yhk” “ kata Rio
“apaan tuh?” tanya Deva
“negara jagoan gue :p” kata Rio
“elah kirain apa gitu..” kata Deva dengan tampang meremehkan
“emang lo tau apa?” tanya Rio balik balas dengan tampang meremehkan..
“kaga..” kata Deva senyum senyum gaje
“udahlah.. mending kita ke villa itu sekarang.. gue ga mau kita terlambat..” kata Rio
*skip time*
“jadi.. lewat sini?” tanyaDeva
“iya... ini jalan ke villa lama gue..” kata Rio
“lo yakin ga minta bantuan polisi?” tanya Deva
“dan.. memastikan dua temen kita senasib dengan shilla dea?” Tanya Rio
“oke..”
“inget dev.. kalo penyelidikan lo bener.. gue 100% yakin yang kita hadapi sekarang itu adalah seorang PSIKOPAT” kata Rio
“okelah.. gue serahin sepenuhnya ke lo yo..” kata Deva
Setelah lebih dari 30menit mereka berjalan tanpa henti melewati hutan yang lebat.. (dijakarta ada juga yang kayak gt :p hahahah #ngaco) akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah.. eh bukan istana yang super gede..
Putih mendominasi warna gedung itu.. putih.. bahkan terlalu putih.. dengan kiasan kartu kartu dalam 52-playingcard jack-queen-joker-king -ace yah.. Deva hanya menatap rumah itu cengo.. jujur banyak hal dari Rio yang tak pernah ia tau sebelumnya.. tapi sekarang? Semua terbongkar satu per satu
“yeh.. welcome to my wierd magic villa..’ kata Rio
“eh?”
“yup villa ini punya bokap.. mengingat siapa bokap gue sebelum jadi pengusaha.. lo mesti hati hati di sini.. banyak surprise yang kadang ga berguna..” kata Rio datar
Deva hanya memutar memorinya.. hmm benar juga.. ayah Rio adalah magician sukses yang akhirnya memilih dunia perbisnisan.. leonardo... maRio leonardo.. anak dari nadia dremaries leonardo dan donnyver leonardo... leonardo.... leonardo...
“Devaa..” Rio memanggil Deva dengan tatapan kesal
“mau masuk ga sih?? Daritadi gue panggilin juga!” kata Rio kesal
“heheh iya..”
Mereka terpaku menatap pintu itu.. ga ada gagang hanya dua pintu polos.. polos sekali..
“ini buka-nya gimana??” tanya Deva.. lalu ia menatap Rio yang tak lagi berdiri disampingnya..
“ilusi sempurna..crazypianist on ace of spade...” kata Rio.. tatapannya kosong.. tangannya menggerayangi permukaan dinding lalu menekan sesuatu...
“daddy.. i always smarter than you..” gumam Rio tak jelas lalu pintu di depan Deva terbuka, Deva yang tak mengerti apa apa hanya terdiam dan pasang tampang cengo
“ayo masuk..” kata Rio datar
Deva hanya mengangguk lalu mengekori Rio.. di kepalanya tersimpan berjuta juta pertanyaan tentang kebingungannya tentang Rio.. sosok yang sangat aneh
“sudah jangan kau pikirkan aku ini apa.. ikuti aku saja.. nanti juga semua akan jelas..” kata Rio tiba tiba
Deva menelusuri tiap tiap inci dari ruang tamu itu.. sedangkan Rio hanya terpaku di tengah ruang.. menatap kosong sebuah lukisan di depannya “9 naga.. ” gumam Rio.. tertulis di atasnya
Deva mengengar gumamman Rio itu langsung mendekat ke arah Rio
“9? Itu tuh 10..” kata Deva menghitung jumplah naga
Rio memegang lukisan itu.. dan menggesernya
“sekarang coba kau hitung yel...” kata Rio
“hmm 1.2.3...9!” teriak Deva
Rio mendorong lukisan itu..
Dan terpampanglah pendangan yang sangat miris baginya..
Ify...
Cakka...
Gabriel???
“IFY! CAKKA! GABRIEL???” teriak Deva histeris
Ify di-ikat disebuah kursi dengan mulut di plakban(???) dan pipi yang memerah .. tampaknya bekas tamparan..
Cakka tergeletak dengan tangan dan kaki di ikat menjadi satu dan luka memar di kepala dan pipi yang membiru
Sedangkan Gabriel terlihat di rantai kaki tangannya di kerangkeng jendela dengan tubuh cukup mengenaskan.. besetan bekas di cambuk telah menodai kulit putih pucatnya.. dan punggungnya tampak memerah terbakar sinar matahari
“hmmmmmpppthh” erang Deva yang masih tertinggal di belakang Rio
Rio menoleh dan dilihatnya lah Deva sudah dalam keadaan pingsan di peluk dari belakang oleh seseorang tak berdaya dengan pisau di lehernya
Orang itu menyeringai dan menampakkan gigi taringnya.. matanya tampak sangat merah semerah darah- ya dia Arif.. orang yang selama ini menjadi wali bagi Rio.. orang yang selama ini Rio anggap orang terbaik yang pernah singgah di hidupnya..
“apa yang kau lakukan pada teman temanku?” tanya Rio kesal
“pembukaan yo.. ya.. agar tak ada yang menghalangi ku..” kata orang itu
Rio mengancungkan pistolnya.. pistol [era yang Rio isi dengan –silver-bullet
“uuuu riiioo.. takuuuuut” kata orang itu belaga banci
“oh kau lupa? Aku punya dia..” kata orang itu lagi sambil mengancungkan kembali pisaunya ke leher Deva
“WHAT EVER!!”
DOORRR
Metal (pisau) yang di pegang Arif terpental..
“waw.. a best sniper.. as you father.. yeah but.. never smarter than him Rio.. remember who i am? Tanya orang itu sambil memamerkan gigi gigi taringnya yang siap menerkam Deva yang masih dalam pelukannya
“okey!! What do you want from me????” tanya Rio kesal
“cukup 1 tanda tangan yo.. dan kau akan ku bebaskan..” kata orang itu
“NEVER!!!!!!” teriak Rio..
“egois...” kata orang itu
“KAU PSIKOPAT!!!” teriak Rio .. dan dengan satu gerak cepat Rio melemparkan pisau ke orang itu
SREEET
“aw.. not bad..” kata orang itu.. yah pisau tadi hanya menggores pipinya
Orang itu menyeka darahnya dengan jari dan meneguk kembali darahnya
Rio menatap dengan tatapan kosong
Dan dengan fasthand orang itu melempar Deva sekenanya dan langsung memukul tengkuk Rio yang lengah dengan sikunya
**********
RIO POV
Kepalaku terasa sakit sekali.. aku ingin menyentuhnya tapi saat kucoba menarik tangankku rasa sakit menyeruak di pergelangan tangan ku.. punggungku terasa terbakar.. beberapa bagian di perut ku terasa sangat perih aku mulai mencoba membuka mata.. pandanganku cukup kabur untuk menatap jelas sesuatu di depanku.. aku menunduk menatap perutku.. tergambar jelas garis garis merah yang kini mengeluarkan darah yang cukup mengalir dengan deras di tubuhku “cambuk?” pikirku
CTAASSS
CTAAASS
CTAASS
“AAAAAAAAAAARRRRGGGHH”
Suara apa itu? Aku berusaha mengangkat kepalaku-meski-pusing-masih-melanda kini jelas terlihat.. Gabriel... sedang dicambuk.. tapi dia sudah tidak di rantai lagi.. Deva masih terpejam ... tapi juga tidak di ikaat. Sedangkan Cakka dan Ify telah sadar dan diikat, aku menatap lurus kedepan melihat siapa yang mencambuk Gabriel
“ARIIIIF!!!!!!! PSIKOPAT LO!!!!!! SIALAN!!!” teriakku
“oooh pangeran sudah sadar rupanya.. emm kurasa kau sudah kangen dengan cambukku ini.. eh?” tanya Arif senang
“SIALAN LO!!! BULLSHIT TAU !!!” caci Rio
“mulut mu itu.. mau ku cambuk juga?” tanya Arif kesal
“berani kau” tanya ku menantang
“SIALAN!!” bentak Arif
“STOOP!! JANGAN KAU GANGGU RIO!! CUKUP AKU SAJA!!” kata Gabriel
Aku menatap Gabriel heran, dia membelaku? Atas dasar apa?
“sesuai janji om kan? Om ga kan bunuh Rio!” kata Gabriel
“oh lo tuh bego banget ya cak..” kata Arif
“terserah! Yang penting satu om AKU CINTA MATI SAMA RIO!!”teriak Gabriel
Aku memandangnya cengo.. Cakka dan Ify bingung..
Penulis cerita gila ini malah tertawa sesuka hati
“gab.. lo ga salah? Gue cowok!!” kata Rio
“TERSERAH!! MAU LO COWOK KEK!! CEWEK KEK!! JIN KEK!! GUE TETEP CINTA MATI SAMA LO YO!!! SUMPAH ATAS NAMA VAMPIR TERTINGGI GUE CINTA SAMA LO!!!!” kata Gabriel
Aku bingung mau meanggapinya bagaimana.. aku menatap langit langit seseorang tengah berguling guling di atas sana.. tertawa.. kurasa ia menertawakan alasan Gabriel.. Gabriel mencintai ku? Gay?? dan yang sosok satunya menatap Gabriel senang, dan menunjukan satu jempol yang tampaknya ia arahkan ke arah.. Arif??
merekalah writer’s saikosoul dan writer’s realsoul.. dan mau bagaimana juga kalian harus percaya.. sang penulis itu sama sekali tidak menitikan air mata atau sekedar merasakan belas kasihkan kepada ku ataupun Gabriel.. kurasa ia mulai tertular penyakit psikopat Arif..
Tawa Arif meledak
“HUAHAHAHHAHAHAHAHAHA Gabriel Gabriel!! Cinta mu tak hanya terlarang oleh kesamaan gender!! Asal kau tau! KAU DAN DIA SE AYAH!!!!!” teriak Arif makin menggila, aku menatapnya aneh lalu menatap kembali kearah penulis.. realsout tertawa.. tawa miris yang berhenti.. berganti menjadi tatapan iba yang juga menampakkan kesediahan
Aku menghela napas lega.. setdaknya ia masih cukup normal... kembali ke dalam alur cerita...
“APA?????” teriakku dan Gabriel kompak
“ya ya ya.. tak ada yang tau memang.. bahwa seorang donnyver leonardo itu MANDUL hmm kita REPAT YA!! MANDULLLLL!!!!” Arif tertawa bangga
(huakakkakaka) aku menatap kembali penulis realsoul tertawa..
“ asal kau tau yo.. kau itu anak biologis dari nadia dan doddy.. dan lo cak.. lo anak biologis dari ara dan doddy” kata Arif tertawa bak vampir lepas
***
Sosok Arif mendekati Ify.. orang yang akhir akhir ini mengisi mimpiku takhanya pada segerombolan pengelihatan masadepan.. tapi juga di mimpi mimpi indah –yah aku juga manusia-
“hmm ini kah wanita yang kamu sukai itu RIO?” tanya Arif mengeraskan suaranya sambil membelai lembut pipi Ify
Entah dorongan apa yang aku miliki.. aku berhasil meruntuhkan rantai yang sedaritadi menyatukanku dengan kerangkeng jendela tadi
Aku mendekati Arif tapi.. dia terkekeh??
***
Dan dengan sekelabat timing dan gerak sangat cepat dia sudah di belakangku dan bersiap memunusukku dengan pisau –metalic??-
1..
2..
3...
JLEBB
CROOOT
“AAAAARGGGH” seseoarang mengerang dan bukan aku pastinya
Eh?? Aku tak merasakan sediktpun darah atau luka..
Aku menoleh kebelakang ku...
“GABRIEL!!!!!!” teriakku
******
Normal POV
Rio langsung menonjok Arif dengan sangat kesal.. itu cukup membuat Arif jatuh tersungkur.. Rio langsung kembali mendatangi Gabriel
“yo.. maafin gue..” kata Gabriel mencoba berbicara .. dan pastinya itu menyebabkan cukup bayak darah keluar dari mulutnya
“jangan banyak omong cak.. tahan dulu.. gue yakin lo selamet..” kata Rio yang berusaha mengangkat Gabriel
Arif mulai berangkat dan bersiap menembak Rio dari belakang namun tiba tiba
“RIIIIOOOOOO!!!!!!” jerit Ify
DOOORRR
Rio menoleh dan cipratan darah hitam mengenai sekujur tubuhnya
********
“silver bullet.... my lovely drunk... “ kata Deva dengan tangan siaga menembak orang (gila dev lo minum itu?? )
Yahh Arif lah yang tertembak.. dan Deva yang menembaknya
“danke dev..” kata Rio tersenyum
Jasad Arif menghilang dari hadapan mereka..
Deva menurunkan pistolnya dan menyimpannya kembali.. dengan perlahan ia membuka ikatan yang melingkar di tangan Ify dan Cakka.. lalu ia membantu Rio mengangkat Gabriel keluar villa dan membawanya ke dalam mobil
“yo.. maafin gue..” kata Gabriel lirih
Rio Yang sedari tadi sibuk menyetir menoleh ke arah Gabriel yang tergolek lemah di pangkuan Ify bibirnya membiru kulit putih pucatnya mengeluarkan banyak keringat
“salah lo apa yel?” tanya Rio mencoba tenang
“g..gue.. gue.. yang.. bunuh shilla.. dea” aku Gabriel
1 detik....
2 detik...
3 detik...
Dan...
“APA????” koor suara yang di donimasi suara Rio merebak di mobil itu, entah kenapa tak ada gerak refleks dan apa para penumpang itu cukup lemot untuk mencerna kata demi kata yang Gabriel ucapkan?
Seorang nenek nenek tiba tiba melintas di jalan yang dilalui mobil Rio
“RIO AWAS!!!!!”
CIIIIIT
BRUKK
Semua penumpang terlempar kedepan karna Rio tadi melakukan rem dadakan..
Setelah keadaan cukup tenang mereka melanjutkan perjalanan
“ga ada yang luka kan?” kata Rio memastikan
“ga...” jawab yang lain
“sorry gue tadi ngerem dadakan.. dan yel.. apa alasan lo bunuh shilla sama dea?” kata Rio
“gue.. gue cemburu yo.. dan gue suka sama lo..” kata Gabriel
“tapi.. kok.. lo bisa..?”
“gue.. rasa.. jiwa gue ada dua yo, psikopat.. gue juga ga tau yo.. jiwa itu dominan di tubuh gue..”
“oke.. sekarang gue mau nanya lo vampir?” tanya Rio mencoba tenang setelah pengakuan Gabriel tadi
“gue bukan.. tapi fisik gue iya.. dan gue sama sekali ga ada hasrat minum darah.. sama kayak lo.. kita Cuma keturunan” kata Gabriel
“om Arif?”
“dia murni.. dan beberapa pembunuhan akhir akhir ini dia lah yang membunuhnya” jelas Gabriel
Suasana hening menyelimuti mobil itu
“yo.. good bye...” kata Gabriel tiba tiba
Lalu secara tiba tiba pula jasad Gabriel menghilang perlahan demi perlahan sosok yang sedari tadi di peluk Ify lenyap bak di telan bumi..
“Gabriel dia.....” kalimat Rio menggantung
Rio hanya menghela napas dan memutar stirnya yang tadinya bertujuanke rumah sakit malah kembali ke rumahnya
“kok ke rumah lo yo?” tanya Deva
“emang mau ngapain ke RS lagi? Gabriel juga udah lenyap...” kata Rio lirih
“luka lo?” tanya Deva melirik Rio yang hanya menggunakan jeansnya, kaosnya tadi telah dilempar Arif keluar villa dan tidak ditemukan.. jadilah luka luka yang menampang di tubuh Rio itu terpampang jelas dan menimbulkan tatapan miris tak hanya teman temannya yang ada di dalam mobil itu.. namun juga orang orang yang dilewati mobil itu
“ga usah lah.. biarin nanti juga sembuh sendiri” kata Rio
Sesampainya di rumah Rio, Cakka dan Ify langsung menelpon orang tua mereka lalu menghempaskan tubuh masing masing di sofa rumah Rio mengikuti apa yang tadi Deva dan Rio telah lakukan, mereka mencoba menenangkan diri.. mencoba menghapus ingatan mereka tentang apa yang 3hari belakangan mereka lalui ingatan yang mereka anggap sebagai ingatan terburuk yang mereka alami
Ify beranjak dari sofa.. lalu pergi ke dapur dan kembali dengan kotak p3k
Ia mulai mengobati luka di kepala Cakka lalu beranjak mendekati Rio yang tertidur... dengan perlahan Ify mengobati luka luka di sekujur tubuh Rio
“thanks fy..” kata Rio pelan
“sama sama.. lo istirahat ya.. “ kata Ify
“iya.. sebaiknya kalian pulang deh..” kata Rio
“yoi.. kita pulang ya..” kata Cakka
Lalu Cakka Deva dan Ify pergi menginggalkan Rio sendirian
4 minggu kemudian......
“eh liburan yukk” kta Cakka
“kemana?” tanya Deva semangat
“bali aja!!” kata Agni yang ikut semangat
“wah ikut dong kak...” kata Acha muncul tiba tiba
“ tanya kakak lo tuh..” kata Ify
“boleh ya kak..” kata Acha melas
“anything for you...”
Bali....
*skip time*
Day 4...
DUAAAAARRRR
Ledakan terjadi di lantai 9 sebuah hotel.. ya.. hotel yang digunakan Rio dkk , tiba tiba saja sang kobaran merah menggerayanggi lantai demi lantai hotel itu
Listrik yang mati menyusahakan para pegawai serta pengunjung dan tamu untuk mencari jalan keluar dari hotel tersebut
Beruntung bagi Rio, Cakka, ozy, Deva, Agni, dan Acha.. mereka sudah berhasil lolos dari hotel tersebut
“Ify?? Ify mana?” Tanya Rio panik
“astaga! Dia kan masih di kamar!” kata Agni
Tanpa babibubebo Rio langsung menerobos kerumunan orang dan para pemadam api yang jelas jelas melarangnya masuk .. namun lagi lagi Rio seakan mendapat energi lebih untuk menerobos mereka..
Kobaran api melanglang buana di tiap tiap lantai di hotel tersebut
Dengan pasti Rio berlari menuju lantai 3 tempat dimana Rio dkk menginap
Dan sampai lah ia di kamar 234.. kamar Ify-Agni-Acha
Rio langsung mendobrak pintu itu ia menemukan Ify meringkuk di pojok kamar.. ia ingat.. Ify memiliki trauma pada api.. mengingat lantai 2 sudah ludes di lalap api Rio memutuskan untuk keluar lewat jendela yang terbuka cukup besar
“ayo Ify!!!” teriak Rio
Tak ada gerakan sedikt pun dari Ify..
Perlahan namun pasti Rio menurunkan Ify menggunakan tali yang sebenarnya adalah seprai kasur.. yang ia lilit dan jadikan satu hingga menjadi uluran tali yang cukup kuat
Resikonya memang cukuptinggi.. bisa saja tubuh Ify yang terjun bebas dari lantai tiga itu menabrak kaca di lantai 1 atau dua
Tapi ternyata perhitungan Rio sangat akurat.. Ify mendarat dengan selamat diatas mobil pemadam kebakaran
Rio melihat itu semua dari jendela kamar.. menatap lirih Cakka dan Deva yang sibuk berteriak teriak untuk menyuruhnya turun... Rio tersenyum.. senyum yang dikenal Cakka dan Deva sebagai senyum rela.. senyum ikhlas ... senyum yang terakhir mereka lihat saat Rio akan bunuh diri
Rio meninggalkan jendela itu.. Cakka dan Deva seakan terhipnotis utuk menerobos penghalau penghalau menuju ke dalam hotel.. namun.. tidak bisa..
Rio tersenyum.. senyum sinis yang tampak membingungkan ia menuliskan sesuatu di buku telpon kamar tersebut.. merobeknya lalu kembali ke jendela itu..
Rio melemparkan kertas itu..
DHUAAAARRRRR
Kaca jendela kamar yang tadi masih menampakkan senyum Rio pecah, dan mengobarkan api yang sangat besar.. api yang menyulut seakan akan telah melalap pewaris-lelaki terakhir keluarga leonardo.. api yang tampak bersorak sorai .. menunjukan kemenangan-dan kebanggan karna dapat melumpuhkan Rio
Ify dan Agni lemas terduduk dalam diam.. sedangkan Cakka dan Deva masih bergulat dengan para pemadam memaksa masuk ke dalam
Acha menangis luar biasa.. merutuki dirinya. Entah karna apa
Pluuuk
Sebuah kertas melayang dan jatuh tepat diatas kepala Ify
maafin gue yang ga bertanggung jawab dan malah lari dari masalah.. gue bukan bunuh diri.. tapi memang tak ada yang bisa membebaskan gue dari takdir gue ini.. gue udah liat ini semalem.. maaf gue ga kasih tau kalian.. ini takdir gue bukan nasib..
with love, Rio
~~~THE END~~~
“bali aja!!” kata Agni yang ikut semangat
“wah ikut dong kak...” kata Acha muncul tiba tiba
“ tanya kakak lo tuh..” kata Ify
“boleh ya kak..” kata Acha melas
“anything for you...”
Bali....
*skip time*
Day 4...
DUAAAAARRRR
Ledakan terjadi di lantai 9 sebuah hotel.. ya.. hotel yang digunakan Rio dkk , tiba tiba saja sang kobaran merah menggerayanggi lantai demi lantai hotel itu
Listrik yang mati menyusahakan para pegawai serta pengunjung dan tamu untuk mencari jalan keluar dari hotel tersebut
Beruntung bagi Rio, Cakka, ozy, Deva, Agni, dan Acha.. mereka sudah berhasil lolos dari hotel tersebut
“Ify?? Ify mana?” Tanya Rio panik
“astaga! Dia kan masih di kamar!” kata Agni
Tanpa babibubebo Rio langsung menerobos kerumunan orang dan para pemadam api yang jelas jelas melarangnya masuk .. namun lagi lagi Rio seakan mendapat energi lebih untuk menerobos mereka..
Kobaran api melanglang buana di tiap tiap lantai di hotel tersebut
Dengan pasti Rio berlari menuju lantai 3 tempat dimana Rio dkk menginap
Dan sampai lah ia di kamar 234.. kamar Ify-Agni-Acha
Rio langsung mendobrak pintu itu ia menemukan Ify meringkuk di pojok kamar.. ia ingat.. Ify memiliki trauma pada api.. mengingat lantai 2 sudah ludes di lalap api Rio memutuskan untuk keluar lewat jendela yang terbuka cukup besar
“ayo Ify!!!” teriak Rio
Tak ada gerakan sedikt pun dari Ify..
Perlahan namun pasti Rio menurunkan Ify menggunakan tali yang sebenarnya adalah seprai kasur.. yang ia lilit dan jadikan satu hingga menjadi uluran tali yang cukup kuat
Resikonya memang cukuptinggi.. bisa saja tubuh Ify yang terjun bebas dari lantai tiga itu menabrak kaca di lantai 1 atau dua
Tapi ternyata perhitungan Rio sangat akurat.. Ify mendarat dengan selamat diatas mobil pemadam kebakaran
Rio melihat itu semua dari jendela kamar.. menatap lirih Cakka dan Deva yang sibuk berteriak teriak untuk menyuruhnya turun... Rio tersenyum.. senyum yang dikenal Cakka dan Deva sebagai senyum rela.. senyum ikhlas ... senyum yang terakhir mereka lihat saat Rio akan bunuh diri
Rio meninggalkan jendela itu.. Cakka dan Deva seakan terhipnotis utuk menerobos penghalau penghalau menuju ke dalam hotel.. namun.. tidak bisa..
Rio tersenyum.. senyum sinis yang tampak membingungkan ia menuliskan sesuatu di buku telpon kamar tersebut.. merobeknya lalu kembali ke jendela itu..
Rio melemparkan kertas itu..
DHUAAAARRRRR
Kaca jendela kamar yang tadi masih menampakkan senyum Rio pecah, dan mengobarkan api yang sangat besar.. api yang menyulut seakan akan telah melalap pewaris-lelaki terakhir keluarga leonardo.. api yang tampak bersorak sorai .. menunjukan kemenangan-dan kebanggan karna dapat melumpuhkan Rio
Ify dan Agni lemas terduduk dalam diam.. sedangkan Cakka dan Deva masih bergulat dengan para pemadam memaksa masuk ke dalam
Acha menangis luar biasa.. merutuki dirinya. Entah karna apa
Pluuuk
Sebuah kertas melayang dan jatuh tepat diatas kepala Ify
maafin gue yang ga bertanggung jawab dan malah lari dari masalah.. gue bukan bunuh diri.. tapi memang tak ada yang bisa membebaskan gue dari takdir gue ini.. gue udah liat ini semalem.. maaf gue ga kasih tau kalian.. ini takdir gue bukan nasib..
with love, Rio
~~~THE END~~~
thanks to Geges dan all RFM :D