So, saya akhirnya memutuskan tema 'mengeluh dan bersyukur'.
Jadi kesialan dan pelajaran hari ini adalah.....
Tunggu...
Dimulai dari bangun kesiangan, datang di kelas hampir terlambat, diread doang, dosen pengganti yang nggak asyik, nggak sarapan, makan siang yang terlambat dan terburu-buru, udah buru-buru makan siang malah ditinggal teman, sakit perut, penyakit kumat, hmm.... apalagi? Oh iya, sudah buru-buru balik malah kekunci dan nggak bisa masuk kamar. Jadilah ndelosor ria di depan kamar dengan keadaan perut melilit campur aduk. Setelah berhasil masuk kamar, sakit malah menjadi-jadi. Mau ke apotek beli obat? Jalan jauh banget dan badan udah lemes banget. Dan jadilah nitip sama kakak tingkat yang baik hati banget mau mencarikan obat aneh yang langka (Thankyou qaqa).
Tunggu lagi!!!!!
Kok saya jadi mengeluh seperti ini ya? Hm... Sepertinya saya kurang bersyukur nih. Nah, ini nih yang bikin hari ini terasa berat banget, sesara sengsara banget. Kalau kata anak gawl sih 'bad-day'.
Apa yang terjadi kalau kita kurang bersyukur? Ya seperti ini, mengeluh dan terus mengeluh sampai seakan-akan dunia mau runtuh. Semua pemberian Tuhan sampai tertutup keberadaannya di mata kita.
"Sesuatu yang paling banyak membuat orang merugi adalah selalu mengeluh dengan kenyataan pahit dalam hidupnya, membicarakan hal-hal negatif tentang kehidupan." (Hidupkan Hidupmu!: 2014)
Jadi, marilah kita ucapkan "Alhamdulillah" sebanyak-banyaknya. Bersyukur itu mudah kok, coba saja hitung pemberian Tuhan kepada kita dalam waktu satu jam terakhir saja. Kesehatan, kelengkapan anggota tubuh, udara, makanan, minuman, kuota internet, segalanya tidak dapat saya sebutkan disini apalagi dihitung seberapa banyak nilai. Tak terhingga bukan? membuat kita merasa kecil di hadapannya. Jadi, apa alasanmu untuk tidak bersyukur detik ini?
Bersyukurnya, saya memiliki seseorang yang selalu mengingatkan saya untuk bersyukur. Siapa lagi kalau bukan 'doi'? Seorang yang saya pertahankan mati-matian.
Dulu sebelum saya berhijrah, saya sering diajaknya berkeliling ke tempat-tempat yang dapat membuat saya membuka mata pada dunia. Melihat orang-orang yang jauh lebih sengsara dengan permasalahannya yang lebih rumit, orang-orang yang berjuang demi sesuap nasi, yang bertahan dengan tidur di emper toko, yang melawan kodrat dengan -maaf- merubah dirinya yang laki-laki menyerupai wanita untuk mendapat sesuap soto di pojok pasar, semua yang lebih kekurangan daripada saya. Di situlah saya melihat, betapa adilnya Tuhan, bahkan orang-orang seperti mereka masih diberikan rezeki untuk bertahan hidup. Betapa lebih beruntungnya saya daripada mereka.
Dan masih ingat sekali, ia meminta saya untuk sering-sering bersyukur dan berhenti mengeluhkan keadaan yang serba berkecukupan.
Sssstt... sudah jangan protes! Saya juga ndak tahu kenapa postingan saya pasti ujung-ujungnya bakal ngebahas dia lagi.
Ya sudahlah... wong cuma diread doang. Jadi, Alhamdulillah sampai disini saja post saya hari ini.
Marilah budayakan bersyukur!
Munchah kisses to u all.
Cheers!!
-Kz